Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bank Dunia Mencatat 100 Juta Orang Jatuh Miskin Akibat Pandemi Covid-19
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 21-08-2020 | 09:24 WIB
bank-dunia-grup121.jpg Honda-Batam
Bank Dunia.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Presiden Bank Dunia (World Bank) David Malpass menyebut bahwa pandemi virus corona (Covid-19) mungkin telah mendorong sebanyak 100 juta orang masuk ke dalam jurang kemiskinan yang ekstrim.

Angka itu jauh lebih tinggi dari sekitar 60 juta orang yang sebelumnya diprediksi oleh lembaga keuangan yang berbasis di Washington, AS, itu. Bahkan, Malpass menyebut bahwa angka itu bisa lebih tinggi jika pandemi memburuk atau berlarut-larut.

Oleh karenanya, situasi ini mengharuskan kreditor mengurangi jumlah hutang yang dimiliki oleh negara-negara miskin yang berisiko, lebih dari komitmen untuk menangguhkan pembayaran hutang, kata Malpass dalam wawancara dengan AFP dikutip Jumat (21/8/2020).

Namun, langkah itu jelas akan menuntut lebih banyak negara untuk merestrukturisasi utangnya.

"Kerentanan utang tinggi, dan keharusan untuk mendapatkan penerangan di ujung terowongan sehingga investor baru dapat masuk sangat besar," kata Malpass.

Negara-negara maju di Kelompok 20 telah berkomitmen untuk menangguhkan pembayaran utang dari negara-negara termiskin hingga akhir tahun, dan ada dukungan yang semakin meningkat untuk memperpanjang moratorium itu hingga tahun depan di tengah pandemi yang telah menginfeksi hampir 23 juta orang secara global ini.

Sayangnya, menurut Malpass, langkah itu saja tidak akan cukup karena kemerosotan ekonomi telah membuat negara-negara tersebut semakin kesulitan melakukan pembayaran. Oleh karena itu, jumlah pengurangan utang akan perlu disesuaikan pada situasi di masing-masing negara, katanya.

"Jadi saya pikir kesadaran akan hal ini secara bertahap, semakin nyata terutama untuk negara-negara dengan kerentanan tertinggi terhadap situasi utang," ujarnya lagi.

Bank Dunia telah berkomitmen untuk mengerahkan US$ 160 miliar dalam pendanaan ke 100 negara hingga Juni 2021 dalam upaya untuk mengatasi keadaan darurat segera, dan sekitar US$ 21 miliar telah disalurkan hingga akhir Juni.

Namun demikian, tingkat kemiskinan ekstrim atau kategori orang-orang berpenghasilan kurang dari US$ 1,90 per hari, terus meningkat.

Malpass mengatakan dampak buruk tersebut disebabkan oleh kombinasi dari banyaknya pekerjaan yang hilang selama pandemi serta masalah pasokan yang membuat akses ke makanan lebih sulit.

"Semua ini berkontribusi untuk mendorong orang kembali ke dalam kemiskinan ekstrim semakin lama krisis ekonomi berlanjut," kata dia.

Saat ini ada 22 juta orang di dunia telah terinfeksi corona. Ada 213 negara dan wilayah terinfeksi corona.

Sumber: CNBC Indonesia
Editor: Yudha