Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

5 Negara di Asia Ini Masuk Jurang Resesi Akibat Covid-19
Oleh : Redaksi
Selasa | 18-08-2020 | 11:16 WIB
ilustrasi-resesi11.jpg Honda-Batam
Ilustrasi resesi akibat pandemi Covid-19. (Foto: Kompas.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Satu per satu negara di kawasan Asia mulai berjatuhan masuk ke dalam jurang resesi ekonomi setelah mengalami pertumbuhan ekonomi kontraksi selama dua kuartal berturut-turut pada kuartal II 2020.

Dalam ilmu ekonomi, resesi adalah keadaan ketika suatu negara mengalami kontraksi atau minus pertumbuhan ekonomi tahunan selama dua kuartal atau lebih berturut-turut.

Negara Asia yang gagal menghindari resesi adalah:

1. Thailand
Kerajaan Thailand resmi masuk ke jurang resesi setelah laju ekonomi kuartal II 2020 anjlok 12,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontraksi tersebut merupakan yang terburuk sejak krisis ekonomi Asia 1998 di mana laju ekonomi kuartal II 2018 merosot 12,5 persen.

Pandemi virus corona menghantam sektor pariwisata negeri gajah putih. Padahal, pariwisata merupakan salah satu sektor andalan perekonomian Thailand.

Kasus corona di Thailand sendiri bisa dibilang cukup terkendali dengan sekitar 3.300 kasus dan 58 korban meninggal dunia. Namun, penguncian wilayah (lockdown) untuk mencegah penyebaran virus membuat ekonomi babak belur, terutama sektor pariwisata

2. Filipina
Negara pimpinan Presiden Duterte ini ikut jatuh ke dalam resesi. Penyebabnya, pandemi covid-19. Otoritas Statistik Filipina melaporkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut terkontraksi 16,5 persen pada kuartal II tahun ini.

Kontraksi ekonomi pertama yang menjerat Filipina dalam 3 dekade tersebut terjadi akibat kebijakan lockdown yang diterapkan pemerintahan negara tersebut demi mempersempit penyebaran corona.

Otoritas menyebut lockdown terlama di dunia tersebut telah menghancurkan ekonomi.

3. Hong Kong
Hong Kong genap mengalami resesi ekonomi selama empat kuartal berturut-turut sejak 2019. Hong Kong terperosok kian dalam ke jurang resesi pada kuartal II 2020, terkontraksi 9 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Tercatat pada kuartal III 2019 lalu, laju ekonomi Hong Kong minus 2,8 persen karena aksi demo berkepanjangan. Pada kuartal IV 2019, ekonomi Hong Kong kembali jatuh minus 3 persen yang membuat Hong Kong resmi terperosok ke jurang resesi.

Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan mengatakan Hong Kong menghadapi jalan bergelombang menuju pemulihan ekonomi. Sebab, kasus baru virus corona di Hong Kong juga melonjak akhir-akhir ini. Imbasnya, pemerintah Hong Kong kembali memberlakukan pembatasan sosial.

Di sisi lain, Hong Kong juga kena dampak negatif kembali memanasnya tensi AS-China yang menambah ketidakpastian ekonomi global. Terlebih Hong Kong menjadi sumber api perselisihan AS-China setelah pemerintah China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong pada awal Juli.

4. Korea Selatan
Korsel juga tak mampu mengelak dari hantaman pandemi dan dinyatakan mengalami resesi pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir karena anjloknya ekspor.

Bank of Korea mengumumkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel terjun 3,3 persen pada kuartal II atau periode April-Juni dibanding kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,3 persen.

Penurunan pertumbuhan ekonomi per kuartal ini bahkan menjadi yang terburuk setelah resesi 1998 silam.

Ekspor terjun bebas 16,6 persen atau tercuram sejak 1963 silam. Sementara, impor terjungkal sebesar 7,4 persen. Namun, konsumsi rumah tangga naik 1,4 persen karena pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang tahan lama seperti mobil dan peralatan rumah tangga.

5. Singapura
Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) mengumumkan data awal (prelimenary) pertumbuhan ekonomi Singapura anjlok 41,2 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya. Sejumlah analis menilai kinerja kuartalan itu merupakan yang terburuk selama pencatatan.

Secara tahunan, ekonomi Singapura juga terkontraksi 12 persen. Penurunan itu lebih dalam dibandingkan kuartal I 2020 yang minus 0,7 persen.

MTI mengungkapkan pembatasan aktivitas yang diterapkan selama awal April hingga awal Juni untuk mencegah penyebaran wabah virus corona. Kebijakan itu mengakibatkan sejumlah bisnis menutup operasionalnya sementara.

Kontraksi kinerja ekonomi terjadi karena negara yang sangat bergantung pada perdagangan itu terpukul oleh pandemi virus corona. Para analis menilai kinerja ekonomi Singapura menjadi sinyal peringatan penurunan laju ekonomi global.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha