Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kurir Narkoba Internasional Miliki 6 Rumah dan 2 Minimarket
Oleh : Gokli/Dodo
Sabtu | 07-04-2012 | 13:04 WIB
minimarket-blok-U.gif Honda-Batam

Minimarket di blok U Perumahan Bidaayu yang disebut-sebut milik Mustafa bin Ramli, kurir sabu yang ditangkap BNN Kamis Lalu.

BATAM, batamtoday - Setelah ditangkap Tim gabungan BNN, Polda Kepri dan Polresta Barelang pada Kamis (5/4/2012) lalu, Mustafa bin Ramli (32) seorang kurir Narkoba jaringan Internasional diketahui memiliki enam rumah mewah dan dua mini market berlantai tiga di daerah Seibeduk. 

Informasi yang dihimpun batamtoday dari beberapa tetangga Mustafa di blok J, Bidaayu pada Sabtu (7/4/2012), ternyata pria tersebut mempunyai banyak rumah di wilayah Seibeduk. Untuk membuktikan informasi tersebut, batamtoday melakukan penelusuran di sekitar Seibeduk ternyata ada enam unit rumah milik Mustafa dan dua minimarket. 

Ada pun beberapa rumah milik Mustafa yang diduga hasil penjualan sabu yakni satu minimarket di blok D/27 dan 28, Bidaayu blok U. Kedua minimarket ini sudah tidak beroperasi lagi lantaran pemilik sudah tertangkap polisi sebagai pengedar Narkoba. 

"Sudah setahun tutup bang, soalnya setahun yang lalu Mustafa ketangkap Polisi jual sabu. Akhirnya minimarket ini jadi terkendala dan stop beroperasi," papar Nori, mantan karyawan minimarket milik Mustafa. 

Sementara minimarket yang ada di blok U kabarnya sudah dijual oleh Mustafa lantaran waktu itu dia tertangkap mengedarkan Narkoba jenis sabu. 

"Dulu memang minimarket ini milik Mustafa, tapi belakangan sudah dijual sama orang karena dia tertangkap polisi mengedarkan Narkoba," sebut Riko, pemilik warung dekat minimarket. 

Enam rumah yang juga milik Mustafa yakni di blok J tempat tinggalnya terakhir sebelum diringkus polisi, kedua di blok L/56, tiga unit di Perumahan Bukit Kemuning, Bukit Sentosa, dan dua unit di daerah Batam Center. 

"Kata orang rumah dia (Mustafa-Red.) banyak, tapi yang saya tahu cuman enam saja, termasuk dua di daerah Batam Center," papar salah seorang pria yang mengaku kenal baik sama Mustafa. 

Warga Bidaayu blok J dan juga beberapa orang rekan Mustafa mengenalnya sebagai pengangguran yang hanya bekerja sebagai tukang cuci motor dan cuci karpet di salah satu tempat cucian mobil di daerah Seibeduk. Namun, kehidupan Mustafa sangatlah mewah dan juga punya mobil Mitsubishi Lancer untuk dipakai jalan-jalan. 

"Kemarin sih dia (Mustafa-Red.) sempat cerita, kalau sehari penghasilanya bisa mencapai Rp50 juta paling minim," tambah pria yang namanya tak mau disebut. 

Ironisnya, informasi dari pria yang mengaku kenal baik dengan Mustafa, kurir narkoba jaringan internasional itu sudah tiga kali tersandung kasus yang sama seperti sekarang. Tapi, dua kali kasus yang dulu cepat selesai sehingga dia tetap masih bisa menjalani aktivitasnya. 

"Dulu pernah dia (Mustafa-red.) ditangkap Polisi dengan kasus yang sama, tak lama sudah bebas. Sekarang ditangkap lagi, mungkin sama juga bentar lagi juga sudah keluar," terangnya. 

Entah apa hubungannya, beberapa warga blok J Bidaayu dan juga yang kenal dengan Mustafa mengaku sering melihat dia di daerah Jembatan 1 Barelang. Sehingga, warga itupun turut curiga dengan aktifitas Mustafa di kawasan Barelang. 

"Sebelum tertangkap Mustafa sering pergi ke Jembatan 1 Barelang. Tapi, gak tahu pasti mau ngapain. Setelah berita di media massa kita juga jadi curiga, ada apa di sana ya?," heran beberapa warga di blok J. 

Terkait tempat misterius di Jembatan 1 Barelang ini, terdapat salah satu tempat yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Bahkan, untuk mengabadikan gambar Jembatan saja dari tempat tersebut para pengunjung dilarang memasuki lokasi yang beroperasi sebagai usaha kelong. 

"Coba saja kalau bisa masuk daerah itu pasti dilarang. Hebatlah, kalau orang lain bisa masuk tempat itu," kata Berto, warga blok J yang pernah diusir dari tempat yang kerap kali dikunjungi Mustafa tersebut.