Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aktivitas PT Varta Lumpuh

Ratusan Buruh Mogok Kerja Tuntut Kesejahteraan
Oleh : Gokli/Dodo
Kamis | 19-01-2012 | 11:05 WIB
varta.gif Honda-Batam

Aksi mogok ratusan buruh PT Varta menuntut peningkatan kesejahteraan. (Foto: Irwan Hirzal/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Ratusan karyawan PT Varta memenuhi janjinya dengan melakukan aksi mogok kerja menuntut kesejahteraan dinaikkan oleh perusahaan, Kamis (19/1/2012) sekitar pukul 09.00 WIB. 

Tuntutan yang disuarakan 500 orang karyawan permanen ini terdiri dari 14 poin penunjang kesejahteraan. Namun, dari 14 poin tuntuntan itu dikerucutkan menjadi dua tuntutan yang paling utama yaitu uang perumahan dan uang transportasi. 

"Saat ini kita fokos pada uang perumahan dan uang transportasi supaya diberikan sesuai dengan tuntutan buruh," kata Deddy Iskandar, ketua PUK SPMI PT Varta di sela-sela aksi mogok kerja. 

Sebelumnya, kata Deddy, buruh sudah melakukan mediasi dengan pihak perusahaan yang difasilitasi oleh Disnaker Batam. Dimana dari Rp300 ribu uang perumahan yang diusulkan saat itu sudah disepakati menjadi Rp225 ribu per bulannya dan uang transportasi Rp3.500 menjadi Rp4.500. 

Hal ini ternyata bukan menjadi suatu kesepakatan yang bisa didapat oleh buruh, dimana PT Varta yang merupakan perusahaan PMA asal Jerman dan untuk kawasan Asia Pacific berpusat di Singapura tiba-tiba tidak setuju terhadap kesepakatan yang dibuat buruh dengan perusahaan itu. 

"Tiba-tiba kesepakatan dari Rp225 ribu berubah menjadi Rp50 ribu,"kata Deddy seperti yang diutarakan managemen PT Varta Batam sesuai arahan dari manajemen kawasan Asia Pasific di Singapura kepada buruh. 

Perubahan itu yang membuat buruh semakin kesal. Di samping perubahan kesepakatan, manajemen perusahaan itu mengancam apabila aksi mogok itu tetap terjadi maka perusahaan tidak akan membuka pintu untuk melakukan perundingan. 

"Perubahan itu pun dilakukan hanya lewat telepon antara manajemen di Singapura dengan Batam, kita perlu tahu apakah ini sudah kesepakatan dari Head Factory di Jerman. Apakah ini sudah dilaporkan, kita perlu keterbukaan," paparnya.

Ironisnya, tuntutan buruh ini selalu ditolak dengan alasan perusahaan lagi menurun kuantitas produksinya, tetapi bisa membeli mobil baru, truk baru dan juga mesin baru. Padahal order produksi dinilai buruh tetap lancar dan normal. 

"Tidakan perusahaan ini otomatis melukai perasaan kami sebagai buruh. Kalau memang down tunjukan secara transparan," sebut Deddy. 

Buruh mengancam tetap akan melakukan aksinya hingga ada solusi dari pihak manajemen untuk memenuhi hak-hak kesejahteraan. 

"Kami tetap akan melakukan aksi ini sampai ada solusi dari pihak manajemen perusahaan," pungkasnya.