Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kekurangan Ruang, Siswa SMKN 3 Batam Belajar di Luar Kelas
Oleh : Gokli/Dodo
Senin | 09-01-2012 | 15:18 WIB
tempat-belajar.gif Honda-Batam

Mushalla yang menjadi tempat belajar para siswa SMK Negeri 3 Batam lantaran kekurangan ruang kelas. (Foto: Gokli/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Ratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3, Seibeduk terpaksa harus belajar di tempat terbuka lantaran kurangnya ruang belajar bagi siswa. 

Saat batamtoday mendatangi sekolah tersebut pada Senin (9/1/2012) tampak ratusan siswa ini terpaksa harus belajar di koridor, mushalla, ruang workshop, bahkan hingga di rumah dinas guru. Diketahui, ruang kelas yang tersedia di sekolah itu saat ini hanya delapan lokal, seharusnya 16 lokal. 

Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Batam, Lea Lindrawijaya menyebutkan proses belajar mengajar seperti ini sudah berlangsung cukup lama, lantaran minimnya ketersediaan lokal (ruang kelas) untuk 509 siswa dimulai dari kelas X-XII di SMK tersebut. 

"Seharusnya ada 16 lokal belajar siswa, namun saat ini baru tersedia 8 lokal saja," papar Lea. 

Dari 509 siswa, sebut Lea rata-rata dalam satu kelas terdiri dari 36 siswa, sehingga, dari delapan lokal yang ada tertampung sebanyak 288 siswa, sementara sisanya 221 lagi masih belajar di tempat-tempat terbuka. 

Saat ini, ada empat lokal tambahan yang akan segera diselesaikan dengan menggunakan dana dari APBN tahun 2011, dan diperkirakan pada Maret 2012 mendatang akan segera rampung. 

Tidak hanya lokal bagi para siswanya, jumlah workshop di SMKN 3 Batam juga masih minim. Dari 6 jurusan yang seharusnya memiliki workshop, hanya ada 2 jurusan yang sudah memiliki workshop, yakni jurusan teknik kendaraan ringan dan tata busana. 

"Beginilah kondisinya, 4 jurusan lagi belum ada workshop," ujarnya. 

Beberapa siswa mengeluhkan minimnya lokal dan fasilitas yang membuat suasana belajar menjadi tidak nyaman. Apalagi kalau siswa tersebut yang harus mengalami belajar di tempat terbuka dan duduk di atas lantai. 

"Habis mau gimana lagi bang, sudah aturan dari sekolah," sebut salah seorang siswa yang namanya tidak mau ditulis. 

Tidak hanya itu, pihak sekolah juga membebankan biaya untuk membuat tempat parkir kepada orang tua siswa. Jika tak mau membayar, maka tak bisa mendapatkan raportnya. 

"Harus bayar bang, kalau tidak rapot kita yang ditahan," ujar siswa lainnya yang lagi duduk di depan mushalla.