Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Belasan Rumah di Tanjung Uma Diterjang Rob
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Selasa | 27-12-2011 | 14:04 WIB
rob.gif Honda-Batam

Kawasan permukiman di Tanjung Uma yang diterjang rob. (Foto: Hendra/batamtoday).

BATAM, batamtoday - Belasan rumah penduduk di lingkungan RT 01/RW 04 dan RT 02/RW 03 Kampung Agas Tanjung Uma terendam akibat banjir air pasang laut (rob), Senin (24/12/2011).

Ombak pasang dan tiupan angin kencang ini membuat rumah warga kemasukan air sehingga mengganggu aktivitas warga sehari-hari, selain itu tumpukan sampah menambah kesibukan warga membersihkan kotoran yang masuk ke rumah mereka.
Menurut keterangan Karim (59), salah satu warga yang telah puluhan tahun menempati lokasi tersebut mengatakan banjir rob ini terjadi sejak Sabtu (24/12/2011) lalu dan masih berlangsung hingga kini. Selain itu banjir rob ini merupakan bencana yang rutin terjadi setiap tahunnya.
"Sudah sejak sabtu kemarin banjir ini menimpa rumah kami ini, tak hanya banjir saja tetapi sampah juga menambah beban kami dalam membereskan sisa-sisa banjir ini," ujar Karim.
Karim menambahkan, banjir rob ini merupakan "hadiah tahunan" warga di Kampung Agas Tanjung Uma setiap memasuki bulan Desember dan Januari. Namun banjir ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
"Tahun ini tidak terlalu parah, tidak seperti tahun-tahun sebelum yang mengakibatkan rumah warga sampai rusak," terangnya.
Banjir rob tahun-tahun sebelumnya selalu saja membuat kerusakan pada rumah warga sehingga warga terpaksa mengungsi agar dapat melanjutkan aktivitas mereka. Bahkan sempat ada warga yang mengalami luka-luka akibat banjir tersebut.
"Saya tidak bisa tidur selama tiga hari karena banjir semakin tinggi. Beruntung hari ini sudah mulai surut," kata Aminah, salah satu warga lain yang rumahnya terendam banjir.
Warga di lokasi kejadian berharap agar ada bantuan dari pemerintah terhadap mereka atas bencana rutin yang sering terjadi setiap tahun ini. Sebab sejak belasan tahun terjadi tak kunjung ada perhatian dari pemerintah dalam mengatasi semua ini.
"Kami tak mempermasalahkan tentang banjir, tapi permasalahan sampah ini yang menggangu kami sebab pembuangan sampah yang sembarangan dari pasar induk Jodoh dan Nagoya," harap Aminah.