Jumat Berokah Bersama Kakanim Batam

Revitalisasi Aset Demi Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
Oleh : Saibansah
Senin | 28-02-2022 | 08:04 WIB
A-KANTOR-IMIGRASI-KABIL.jpg
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, I. Ismoyo (kanan) di depan Pos Imigrasi Kabil Batam. (Foto: Ist)

JUMAT, 25 Februari 2022, menjadi Jumat barokah. Betapa tidak? Setelah mengawali hari dengan sholat subuh, terus joging di dataran Engku Putri Hamidah Batam Center. Lalu sarapan di 'kedai rakyat', Morning Bakery Greenland Batam Center, plus segelas kopi hitam.

Kemudian, perbincangan kami di kedai kopi ini pun berlanjut dari kantor ke kantor, dari aset ke aset. Bagaimana hasil perjalanan Jumat barokah itu? Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Saibansah Dardani jalan bersama Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, I. Ismoyo.

Dengan masih mengenakan pakaian joging pagi, training plus kaos, saya bersama Ismoyo mengawali Jumat barokah ini dengan sarapan sederhana, khas kaum "proletar". Bukan di kedai kelas resto yang sekali duduk, melayang tiga-empat lembar "uang merah". Di sini sarapan berdua cukup dengan selembar "uang merah".

Tapi jusru suasana itulah yang membuat perbincangan kami pagi itu lebih cair dan hangat. Ya, hanya kami berdua saja. Ngobrol ngalor-ngidul, mulai dari soal porsi olahraga untuk orang usia kepala lima, sampai dengan musik rock. Tentu saja, musik rock era kami. Godbless, Jamrud, Boomerang dan sebagainya.

Tak terasa, sejam juga waktu berlalu di meja makan kotak kecil kami, tepat di pinggir pagar besi balkon 'kedai rakyat' itu. Mengingat waktu yang terasa pendek di hari Jumat, khawatir tidak cukup waktu untuk perjalanan dari kantor ke kantor dan dari aset ke aset tersebut, kami pun bergerak ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, untuk memarkirkan mobil saya.

Lalu, kami bergerak menuju Pos Imigrasi Kabil Batam. Di Jalan Raya Kabil, setelah pom bensin Punggur, belok kiri. Ada sebuah kantor representatif, untuk layanan publik. Catnya masih baru. Halamannya luas, cukup buat parkir hingga sepuluh mobil. Rumput hiasnya juga masih belum menutupi seluruh permukaan tanah taman. Begitu juga dengan tanaman hias lainnya, masih belum tumpuh sempurna. Tapi sudah terlihat hijau dan mulai asri.

"Ini dulu gudang yang puluhan tahun tidak terpakai."

Ya, gedung ini terakhir dipergunakan tahun 2003 lalu. Setelah itu, menjadi tempat aset mangkrak yang tidak banyak memberi manfaat bagi masyarakat. Maka, berangkat dari semangat yang digelorakan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengutip perbedaan "aset orang Amerika dengan aset orang Indonesia".

Bedanya, orang Amerika asetnya bekerja keras, tapi orangnya santai, hasilnya memuaskan. Sehingga, mereka bisa jalan-jalan setiap tahun ke seluruh dunia. Sedangkan aset orang Indonesia banyak yang nganggur, malah orangnya yang bekerja keras, tapi hasilnya pas-pasan.

Ditambah lagi, ada masukan ide dan saran dari INSA (Indonesia National Shipowners Association) dan ISAA (Indonesia Shipping Agencies Association) agar gudang tak terpakai milik Imigrasi Batam itu segera direvitalisasi.

Sehingga, layanan pemeriksaan dokumen awak kapal dan dokumen keimigrasian lainnya tidak perlu jauh-jauh diproses ke Batam Center. Apalagi, lokasi gudang tersebut memang dekat dengan Pelabuhan Cargo Kabil Batam.

Maka, dengan semangat itulah, Ismoyo memanfaatkan momentum pandemi yang semua kegiatan dibatasi, bahkan layanan publik juga begitu. Dan selama masa pandemi itulah, gudang mangkrak puluhan tahun itu mulai digarap.

"Pelan tapi pasti, alhamdulillah, akhirnya gudang ini bisa jadi seperti sekarang. Bagaimana?"

Saya hanya menjawab dengan mengangkat dua jempol tangan. Mantap!

Kedatangan kami yang tanpa pemberitahuan kepada siapa pun itu, mengejutkan dua orang pegawai Pos Imigrasi Kabil Batam, Rijal dan Zolly. Apalagi, kami datang masih dengan pakaian joging pagi.

"Selamat pagi, pak." Sapa Zolly dan Rijal, sopan.

Sapaan itu disambut Ismoyo dengan hangat.

Tapi, orang pertama yang disapa Ismoyo, sebelum kehadirannya diketahui oleh Zolly, adalah tukang kebun. Anak muda kelihatan habis menanam rumput.

"Habis tanam apa? Gimana rumputnya?"

Sapaan hangat itu dijawab si anak muda dengan senyam-senyum.

"Habis tanam rumput, pak."

Lalu, Ismoyo pun mengecek ruangan Pos Imigrasi Kabil Batam. Mulai dari ruang pelayanan, ruang gudang arsip, sampai dengan toilet.

"Ruang ini sementara masih dipakai untuk menyimpan berkas-berkas ini, sebelum nanti dimusnahkan, setelah mendapat izin pemusnahan," kata Ismoyo sambil membuka rak lemari berkas.

Kunjungan mendadak ke Pos Imigrasi Kabil Batam ini diakhirinya dengan mencabut rumput-rumput liar. Tapi, sebelum pulang, kami foto dulu di bawa plang nama pos yang diresmikan revitalisasinya pada Rabu, 1 September 2021 lalu.

Perjalanan selanjutnya, melihat aset Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam di kawasan Bandara Hang Nadim Batam. Lokasinya, tepat di samping ruang kedatangan VVIP dan kantor Badan Pengusahaan Batam.

Aset ini juga selama 32 tahun tidak digunakan oleh Imigrasi Batam. Di plang nama gedung itu, masih tertulis, "Base OPS Lanud HNM".

"Nanti di sini akan digunakan sebagai layanan imigrasi, apalagi setelah Hang Nadim bekerjasama dengan Incheon. Jadi, semua layanan keimigrasian cukup dilayani di sini, tidak perlu keluar area Nang Nadim," papar Ismoyo.

Tampak kayu-kayu penyangga gedung yang terdiri dari empat ruangan itu, berubah jadi tempat rayap berpesta-pora. Biar tidak sampai ambruk, dipasang tiga tiang penyangga di bagian tengah ruangan.

"Dari sini kita ke rumah susun, ya."

Kami pun bergerak menju rumah susun pegawai Imigrasi Batam. Lokasinya tidak jauh dari SMA favorit pilihan anak dan orang tua di Batam, SMAN 3 Batam. Suasana rumah susun begitu tenang, hanya ada seorang petugas security. Mungkin karena ini hari kerja, jadi para tidak ada kegiatan orang di sana.

Di sebelah kiri dan kanan rumah susun ini, ada hamparan tanah kosong. Semuanya aset Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam. Di sebelah kanan gedung rumah susun, rencananya juga akan dibangun rumah susun.

"Kami sedang berkoordinasi dengan PUPR, mohon doanya semoga semuanya lancar."

"Aamiin."

Kami pun berjalan kaki menuju deretan sekitar sembilan rumah dinas, juga aset Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam yang tak berpenghuni. Kondisinya, tidak terawat. Sepertinya telah lama tidak dihuni.

"Rumah-rumah ini lagi mau kita tenderkan untuk diperbaiki."

"Jadi, setelah semua aset-aset ini direvitalisasi, para pegawai Imigrasi di Batam bisa menempati rumah dinas dan tidak perlu mikir sewa rumah lagi."

Ada aroma optimisme yang memendar dari paparan Ismoyo. Saya rasakan itu.

Saya juga yakin, aset-aset ini akan segera terevitalisasi, sama seperti gudang mangkrak yang sekarang telah berumbah menjadi Pos Imigrasi Kabil Batam.

Semoga!