Mendes PDTT Sebut 4 Tahun Pemanfaatan Dana Desa Sangat Membanggakan
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 06-03-2019 | 19:04 WIB
rakor-desa-1.jpg
Gubernur Kepri, H Nurdin Basirun saat memberikan cenderamata kepada Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo saat Rapat Kerja Pemerintah Desa Tahun 2019 di Hotel CK Tanjungpinang, Selasa (05/03/2019) malam. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo mengatakan prestasi 4 tahun terakhir dalam pemanfaatan Dana Desa sangat membanggakan.

Sebab, Dana Desa tersebut mampu membangun infrastruktur di desa dengan skala yang sangat massif yang belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia. "Ini prestasi yang sangat membanggakan. Tentunya keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja sama yang baik antara para pendamping desa dengan Kepala Desa serta dukungan, pembinaan dari para Bupati dan Gubernur. Penghargaan patut kita berikan kepada para Kepala Desa, saya katakan bahwa Kepala Desa adalah Pahlwan Pembangunan Desa," ujar Menteri Eko, saat mrnghadiri Rapat Kerja Kepala Desa di Kota Tanjungpinang, Kepri, Rabu (5/3/2019).

Eko Putro Sandjojo memaparkan, dengan menggunakan Dana Desa, dalam 4 tahun desa mampu membangun infrastruktur yang sangat massif, di antaranya 191.000 Km jalan desa, membangun hampir satu juta Meter jembatan, puluhan ribu PAUD, Polindes, Posyandu, hampir satu juta unit sarana air bersih di rumah-rumah dan desa sekarang sudah mendapatkan akses aman untuk MCK.

"Ada yang tidak percaya bahwa desa telah membangun jalan 191.000 Km. Ternyata banyak yang lupa bahwa Indonesia adalah negara besar dengan jumlah desanya sebanyak 74.957. Panjang 191.000 Km kalau dibagi 74.957 desa dibagi 4 tahun, jadi rata-rata per tahun setiap desa hanya membangun 625 Meter," paparnya.

Menteri menceritakan pada tahun 2015, Dana Desa hanya dianggarkan Rp20 trilun. Berkat komitmen dari Presiden Jokowi memajukan pembangunan dari daerah pinggiran, pada tahun 2016 Dana Desa ditingkatkan lagi menjadi 2 kali lipat mencapai Rp40 trilun dan pada 2017 mencapai Rp60 trilun, dan penyerapan Dana Desa pada tahun 2018 sangat baik karena sudah lebih 99%.

"Ini menunjukan bahwa penyerapan anggaran Dana Desa efektif sekali dan manfaatnya sangat terasa. Tata kelola Dana Desa semakin menjadi baik karena ada pendampingan dan dipantau oleh kepolisian maupun kejaksaan dalam hal penyaluran penggunaan dana," ujarnya.

Kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Menteri memberikan arahan agar Dana Desa digunakan lebih banyak untuk pemberdayaan masyarakat desa dan untuk Kepulauan Riau pemanfaatan dana desa lebih tepat digunakan untuk penataan kawasan wisata alam khususnya wisata laut.

"Saya sebelum tiba, dari pesawat saya lihat Kepri ini memiliki pulau, laut serta keindahan alam yang sangat unik, alami dan eksotis sekali, sayang kalau tidak dimanfaatkan sebagai daerah pariwisata yang akan mendatangkan income bagi desa-desa di Kepri sehingga mereka tumbuh menjadi desa yang mandiri bahkan maju dan mampu membiayai diri sendiri," jelasnya.

Menteri menceritakan, salah satu daerah yang telah mandiri dan menjadi pencontohan karena telah membiayai kebutuhannya sendiri adalah Desa Ponggok di Klaten. Desa ini tadinya tidak terurus, namun dengan memanfaatkan Dana Desa, kolam yang berada di tengah desa disulap menjadi Bunaken artifisial air tawar.

Pada tahun 2015 tambahnya, pendapatan desa dari pariwisata yang menyediakan kolam buatan ini mencapai Rp6,3 miliar dengan keuntungan bersih Rp3 miliar. Hanya dengan memanfaatkan dana desa secara efisien kini Desa Ponggok memiliki pendapatan melebihi dana yang didapatkan dari Dana Desa, yang berimbas pada keadaan desa menjadi lebih baik dan lebih banyak lagi para wisatawan yang berkunjung.

"Potensi Kepri luar biasa, jika dikelola dengan benar dan kreatif karena lautnya alami, bukan buatan manusia. Tentunya sangat mudah untuk menciptakan daerah wisata baru di Kepri. Tidak ada salahnya Kepri mengirimkan delegasi untuk belajar ke Desa Ponggok tentang pengelolaan Dana Desa sehingga menjadi desa yang mandiri," ungkapnya.

Menteri mengatakan kebanyakan desa di Indonesia tidak bisa keluar dari cap desa tertinggal dikarenakan desa tidak focus dalam satu komoditas tertentu, akhirnya skalanya kecil, tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga cost menjadi tinggi dan harga jual menjadi rendah.

Menteri mengatakan, Kementerian yang dipimpinnya saat ini mempunyai program PRUKADES (produk unggulan kawasan perdesaan). Di samping itu 19 Kementerian dan Lembaga yang ada di Kabinet Jokowi saat ini juga mempunyai program di desa-desa yang besarnya totalnya Rp560 triliun.

Dengan program ini, Kepala Daerah yang menentukan focus kegiatan, selanjutnya bisa menyampaikan ke Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia dan akan dibantu untuk mehubungakn dengan 19 Kementerian/Lembaga terkait, dunia usaha dan perbankan.

"Kepulauan Riau saya yakin akan curi start dengan akselerasi yang sangat cepat karean potensi wisatanya sangat besar sekali, baik Natuna, Anambas dan lainnya. Kasih tahu ke saya butuh dukungan apa, dan apa yang bisa dibantu," ucapnya.

Turut hadir pada acara ini Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Taufik Madjid; Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, TS Arif Fadillah; Kepala BPMD Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Kepri, Sardison; Perwakilan FKPD Provinsi Kepri, para Kepala Desa berserta perangkatnya se-Provinsi Kepri, serta Forum RT/RW se-Kota Tanjungpinang.

Editor: Gokli