Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Pelita Tolak Aksi Unjuk Rasa Buruh
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Kamis | 01-12-2011 | 13:48 WIB
pelita-tolak-demo.gif Honda-Batam

Spanduk yang dipasang warga Pelita menolak aksi demo buruh susulan berlangsung di kampung mereka. (Foto: Hendra)

BATAM, batamtoday - Menyikapi tentang adanya rencana unjuk rasa kembali dari aliansi serikat pekerja yang ingin menuntut UMK Batam 2012 di PT Sat Nusa Persada, warga Pelita menyatakan pernyataan sikap atas unjuk rasa tersebut yang akan dilakukan di tempat tinggal mereka.

Adapun isi dari pernyataan sikap tersebut antara lain, menolak segala demonstrasi di Kampung Pelita. PT Sat Nusa Persada adalah aset berharga bagi warga Pelita dan berperan penting dalam menghidupkan perekonomian bagi warga Pelita. Jika demo jadi dilaksanakan menjadi dan membuat keresahan bagi masyarakat serta jika himbauan ini diabaikan maka akan ada perlawanan dari warga.

Masyarakat Pelita yang diwakili Ketua RW, Ketua RT, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda menolak aksi unjuk rasa yang rencana dilakukan para buruh pada Jumat (2/12/2011) berdasarkan infomasi yang berkembang di lapangan saat ini.

"Kami atas nama masyarakat Pelita menolak aksi unjuk rasa di wilayah tempat tinggal kami ini," ujar Warsito, Ketua RW 3 Kampung Pelita kepada batamtoday, Kamis (1/12/2011).

Warsito menambahkan, rencana unjuk rasa kembali oleh pekerja Batam ini membuat resah warga yang takut terjadinya kembali kerusuhan dari imbas bila tidak ada kesepakatan antara pekerja, pengusaha dan pemerintah.

"Siapa yang bisa menjamin bila ada aksi anarkis dalam unjuk rasa nanti bila benar-benar terjadi. Apakah pihak kepolisian bisa menjamin keamanan warga kami," terangnya.

Sementara itu, Sumartono, ketua pemuda Pelita menilai aksi unjuk rasa yang akan dilaksakan di PT Sat Nusa Persada di Pelita adalah salah tempat, karena di sana bukannya tempat dimana pemerintah dan pejabat bisa mengambil keputusan dalam menyelesaikan nasib buruh di Batam.

"Jika pendemo ingin berunjuk rasa di sini mereka salah tempat, kami sebagai warga berhak menolaknya dan siap melakukan perlawanan," tegas Sumartono.