Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jajanan Anak Sekolah Tak Penuhi Syarat

Komisi IX Nilai Kinerja BPOM Belum Optimal
Oleh : Ardi/Dodo
Senin | 28-11-2011 | 10:48 WIB
jajanan anak.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

JAKARTA, batamtoday - Anggota Komisi IX DPR RI Herlini Amran merasa prihatin dengan data  Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang menunjukan, 35 persen produk pangan jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat.

 

Pernyataan ini dikemukakan dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi IX DPR RI dengan jajaran pimpinan BPOM terkait dengan hasil pengawasan, terhitung sejak Agustus 2011. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja BPOM masih belum optimal dan efektif.

Dengan ditemukannya produk pangan ilegal seperti obat-obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang terdiri dari 98 item sejumlah 5.721 pieces, obat tradisional tanpa izin edar (TIE) yang terdiri dari 496 item sebanyak 175.875 pieces serta kosmetika TIE dari 1775 item sebanyak 48.924 pieces serta sangat membuat masyarakat khawatir dengan ditemukannya suplemen makanan TIE yang beredar dipasaran dari 19 item sebanyak 1.155 pieces.

 

Legislator Partai Keadilan Sejahtera ini berharap BPOM bisa lebih optimal dan serius karena hal ini menyangkut keselamatan nyawa manusia. Pasal 4 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan jelas menyebutkan tentang hak-hak konsumen diantaranya hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Sehingga perlaksanaan pengawasan memang harus dilakukan secara intensif dan sistematis.

"Jangan sampai ada semacam kebiasaan pemerintah untuk melakukan intensifikasi pengawasan pada hari-hari besar saja seperti Idul Fitri, Natal maupun hari besar lainnya. Padahal masyarakat setiap hari melakukan tansaksi dan mengonsumsi produk pangan ini," tegas Herlini

Herlini menyarankan agar BPOM bersinergi dan bekerjasama dengan kementerian terkait khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencari solusi terhadap permasalahan ini. "Bisa saja, BPOM membuat program percontohan dalam bentuk Kantin Sehat, sosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa maupun program bermanfaat launnya. Terobosan ini bisa jadi bisa memperbaiki peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang saat ini anjlok dari 108 menjadi 124," pungkas Herlini.