Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mogok Pekerja Direncanakan Selama Tiga Hari
Oleh : Ocep/Dodo
Senin | 21-11-2011 | 14:01 WIB
Syaiful-Badri-Sofyan.gif Honda-Batam

Syaiful Badri, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Batam.

BATAM, batamtoday - Aliansi serikat pekerja berencana melakukan mogok kerja dan demo massal selama tiga hari mulai 23 November 2011 mendatang.

Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Batam Syaiful Badri mengungkapkan persiapan rencana mogok kerja dan demo massal pada 23 November 2011 nanti sudah dimatangkan oleh aliansi serikat pekerja.

"Pekerja akan mogok kerja dan demo selama tiga hari berturut-turut," ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPRD Batam, Senin (21/11/2011).

Seperti diketahui, aliansi serikat pekerja mengancam turun ke jalan dengan mengerahkan 20 ribu massa dan mogok kerja massal untuk melumpuhkan kegiatan industri di kota ini jika Wali Kota Batam merekomendasikan angka UMK di bawah angka KHL.

Suprapto, Koordinator Garda Metal Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI) mengungkapkan aliansi serikat pekerja sudah mematangkan rencana aksi tersebut.

"Aliansi serikat pekerja siap menurunkan 25 ribu massa," ujarnya.

Aliansi terdiri dari tiga serikat pekerja yang ada di Batam, yakni Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) dan Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI).

Ketiga serikat pekerja tersebut, menurutnya, sudah bersepakat melakukan unjuk rasa ke Kantor Wali Kota jika Wali Kota Batam merekomendasikan jumlah Upah Minimum Kota (UMK) 2012 di bawah angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) yang sebesar Rp1.302.922.

Syaiful mengatakan, aksi unjuk rasa merupakan hak konstitusi yang dimiliki oleh setiap warga negara, termasuk pada pekerja di Kota Batam.

"Aksi ini lahir dari sebuah keterpaksaan dan karena kondisi yang mengharuskan pekerja untuk turun ke jalan. Tidak ada yang bisa melarang," ujarnya.

Dia berjanji aksi mogok kerja dan demo massal itu tidak akan dilakukan dengan cara yang anarkis dan meyakini bahwa aksi itu akan didukung oleh masyarakat di kota ini yang mayoritas adalah pekerja.

"Kami sudah hilang akal. Aksi ini merupakan jalan terakhir yang kami yakini dapat memerjuangkan perbaikan kesejahteraan pekerja. UMK setidaknya harus sama dengan KHL," ujarnya.

Sementara itu, saat berita ini diturunkan, Polresta Barelang dan Pemerintah Kota Batam sedang menggelar pertemuan tertutup dengan mengundang para pimpinan aliansi serikat pekerja dan wakil pengusaha guna menghindari terjadinya mogok kerja dan demo massal tersebut.