Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demo CINDAI di Kantor Wali Kota Tanjungpinang Berlangsung Ricuh
Oleh : Charles/Dodo
Senin | 14-11-2011 | 14:39 WIB
demonstrasi.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

TANJUNGPINANG, batamtoday - Demo lanjutan yang digelar puluhan massa dari LSM Himpunan Cerdik Pandai (CINDAI) Kepulauan Riau beserta sejumlah nelayan di Kantor Wali Kota Tanjungpinang di Senggarang berlangsung ricuh pada Senin (14/11/2011).

Kericuhan berawal dari dorong mendorong antara pendemo dengan polisi yang berjaga dan sempat terjadi saling pukul. Massa memaksa masuk ke dalam Kantor Wali Kota untuk bertemu dengan Suryatati A Manan.

Massa akhirnya diizinkan masuk ke dalam Kantor Wali Kota oleh seorang pejabat Pemkot Tanjungpinang. Namun tak puas hanya berada di selasar kantor, massa juga memaksa untuk memasuki ruangan Wali Kota.

"Kami ingin ketemu wali kota, jangan halangi," teriak seorang pendemo.

Para demonstran ini tak percaya dengan ungkapan seorang staf yang menyebutkan Wali Kota Tanjungpinang sedang tak berada di tempat. Dua perwakilan pendemo akhirnya diizinkan untuk masuk ke dalam ruangan wali kota dan mendapati Suryatati sedang tidak berada di ruangan.

Beberapa massa lainnya sempat melakukan sweeping ke berbagai ruangan di kantor yang megah itu. Tujuannya untuk menemui langsung Suryatati yang dianggap bertanggungjawab dalam kasus korupsi dan pencemaran lingkungan akibat aktivitas tambang bauksit di kota tersebut.

"Kalau wali kota tak mau temui, kami akan menginap di kantor ini," ujar seorang pendemo.

Dinilai situasi sudah tak kondusif, aparat dari Samapta Polresta Tanjungpinang dan Satpol PP akhirnya mengusir para pendemo hingga ke luar kantor.

Di luar kantor, akhirnya massa berorasi dan menyuarakan tuntutan agar pihak eksekutif, legislatif dan yudikatif segera menutup tambang bauksit yang dinilai menyengsarakan kaum nelayan tradisional dan masyarakt miskin pesisir.

"Wali kota juga harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan dan berkurangnya penghasilan nelayan akibat pencemaran," kata Edi Susanto, koordinator aksi.

Dia mengultimatum, apabila tuntutan itu tak dipenuhi maka CINDAI dan nelayan akan turun langsung ke lapangan untuk menutup sejumlah tambang bauksit di Tanjungpinang.