Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PMII Batam Desak Pengusutan Korupsi Bansos
Oleh : Ocep/Dodo
Kamis | 10-11-2011 | 14:26 WIB
demo_pmii.jpg Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Batam mendesak penegak hukum mengusut tuntas kasus korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) dalam salah satu tuntutan demonya memeringati Hari Pahlawan di Gedung DPRD dan Pemko Batam hari ini, Kamis (10/11/2011).

Puluhan mahasiswa anggota PMII Cabang Batam memulai aksi unjuk rasanya dengan mendatangi Gedung DPRD Batam sekitar pukul 09.00 WIB sambil membentangkan spanduk, poster dan selebaran yang berisikan tuntutan-tuntutan mereka.

Dalam orasinya, Bosar Hasibuan, Koordinator Umum (Kordum) PMII Cabang Batam mengatakan pihaknya menilai kinerja pemerintah kota semakin merosot, bahkan mereka merasakan tidak memiliki pemerintahan daerah di kota ini.

Sebanyak delapan tuntutan mereka lontarkan ke sejumlah pihak terkait, termasuk pengusutan penyelewengan dana Bantuan Sosial (Bansos) yang terjadi di Kota Batam, khususnya oleh para pejabat di lingkungan pemerintah kota.

"Usut tuntas kasus Bansos di Pemerintahan Kota Batam dan kasus mobil bodong," tegas Bosar.

Selain itu mereka juga meminta pemerintah menegakkan kedaulatan NKRI dan menolak intervensi asing , menghentikan liberalisasi perdagangan pangan dan energi serta menghentikan privatisasi BUMN.

Kemudian para demonstran juga meminta kepada pemerintah untuk menciptakan pendidikan yang murah dan berkualitas serta menyiptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tuntutan lainnya, meminta pemerintah memberlakukan hukuman mati kepada para koruptor dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin.

"Kami juga mendesak kepada pemerintah kota untuk menyelesaikan permasalahan sampah dan fasilitas umum lainnya di Batam," sambung Bosar.

Setelah hampir satu jam berunjuk rasa di depan pintu masuk Gedung DPRD Batam, para pendemo merangsek masuk ke dalam gedung, namun dihalang-halangi barikade polisi yang sudah berjaga sejak awal aksi.

Aparat kepolisian terpancing dengan sikap yang ditunjukan para aktivis muda tersebut. Dorong-dorongan antar kedua pihak itu pun terjadi, hingga petugas akhirnya sempat menghardik mahasiswa yang mencoba mendesak masuk ke dalam gedung DPRD Kota Batam.

Tetapi langkah demonstran tidak juga surut, mereka justru semakin memaksakan diri menerobos barikade aparat kepolisian, meski akhirnya gagal karena jumlah mereka kalah banyak dengan petugas.

"Kami hanya ingin masuk. Tidak ada aturan yang melarang mahasiswa masuk ke dalam gedung ini. Bapak-bapak boleh menangkap kami kalau berbuat anarkis," teriak salah seorang mahasiswa.

Namun setelah berdialog dengan aparat kepolisian, akhirnya massa beringsut meninggalkan Gedung DPRD dan aksi selanjutnya beralih ke Kantor Wali Kota Batam dengan tuntutan-tuntutan yang sama.

Di Kantor Wali Kota, para pendemo ditemui oleh Pebrialin, Kepala Kantor Kesatuan, Kebangsaan, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolimas) Kota Batam.

Di hadapan pengunjuk rasa, Pebrialin mengatakan sangat mendukung dengan semua permintaan dari para mahasiswa dan berjanji akan segera menyampaikan tuntutan-tuntutan itu ke Wali Kota Batam Ahmad Dahlan.