Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Harga Cabai di Tanjungpinang Diprediksi Naik Jelang Puasa
Oleh : Habibi Khasim
Rabu | 19-04-2017 | 09:51 WIB
cabai-01.gif Honda-Batam

Salah satu pedangang di pasar Tradisional Pelantar KUD Tanjungpinang. (Foto: Habibi Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pasokan cabai ke Tanjungpinang tampaknya sedang adem ayem. Pasalnya, gelombang laut dan cuaca yang masih memungkinkan, sehingga pasokan lancar ke Tanjungpinang.

 

Harga cabai yang sempat meresahkan ibu rumah tangga pada awal-awal tahun, kini sudah lebih murah. Namun, menurut pedagang di pasar Tradisional Pelantar KUD Tanjungpinang, Rika cabai diprediksi akan naik jelang Ramadhan.

Untuk saat ini, kata Rika, harga cabai masih aman. Cabai rawit yang harganya sempat diangka Rp65 ribu, sekarang hanya Rp40 ribu/kilogramnya. Kemudian untuk cabai hijau Rp25 ribu dan cabai merah Rp40 ribu.

"Alhamdulillah trip ini barang dagangan banyak yang turun harga. Ya, harga segitu bagi kami sudah murah, mudah-mudahan sampai bulan Mei masih murah. Tapi prediksi, biasanya jelang puasa itu barang pada naik, tapi nggak tau ya tahun ini apa begitu juga," tutur Rika saat diwawancarai, Rabu (19/4/2017).

Prediksi naik tersebut kata Rika, belum dapat dipastikan. Namun, untuk komoditas cabai, kata dia sangat jarang sekali harganya tidak naik.

"Perkiraan pasti naik, tergantung dari pemasoknya sih. Kalau naikpun tidak banyak, paling sekitar Rp50 ribu sampai Rp60 ribu/kilogramnya," tutur Rika.

Sementara itu, untuk komoditas sayuran, saat ini harga pun masih standar dan stabil. Seperti Bayam, harganya Rp14 ribu/kilogram, Sawi pun Rp14 ribu/kilogram. Kemudian, kangkung Rp10 ribu/kilogram dan kacang panjang Rp8 ribu.

"Kita berharap harga ini tetap bertahan sampai lebaran. Dan saya sebagai ibu rumah tangga malah sama dengan ibu-ibu yang lain, berharap harga ini tidak naik tapi bisa turun," kata Rika.

Rika yang juga mewakili ibu rumah tangga di Tanjungpinang mengharapkan Pemerintah dapat terus mengintervensi harga kebutuhan pokok agar tidak mengalami kenaikan yang fantastis.

Editor: Gokli