Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Pede Inflasi Tahun Ini Terkendali
Oleh : Redaksi
Jum'at | 03-03-2017 | 14:50 WIB
Bank_Indonesia_Batam.jpg Honda-Batam

Kantor Bank Indonesia Kepri. (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) optimis pemerintah mampu mengendalikan laju inflasi di sepanjang tahun ini sesuai dengan asumsi inflasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 sebesar empat persen atau sesuai dengan target BI di kisaran 3-5 persen.

 

Optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat sejumlah data dan rencana yang sudah dirancang oleh pemerintah bersama dengan bank sentral untuk mengontrol laju inflasi dari sisi komponen gejolak harga pangan (volatile foods).

"Kami punya data yang baik, kami bisa eksekusi rencana-rencana bagaimana peningkatan produksi dan melancarkan distribusi, seharusnya bisa," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Graha CIMB Niaga, Senayan, Jumat (3/3).

Mirza mengatakan, pemerintah dan BI telah menyiapkan skema pembangunan infrastruktur logistik pangan, mulai dari pemantauan produksi hingga jalur-jalur distribusi. Dengan demikian, harga pangan yang diterima di masyarakat merupakan harga alami yang terbentuk karena mekanisme pasar.

Hanya saja, Mirza belum ingin berbagi secara rinsi mengenai skema pengendalian volatile foods. Ia menekankan, dalam kerja sama ini, pemerintah daerah lah yang akan lebih banyak mengambil peran.

Pasalnya, komponen volatile foods berada dalam jangkauan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), sehingga kehadiran TPID menjadi kunci utama pengendalian inflasi dalam setahun ini.

Dari sisi tingkat harga yang diatur oleh pemerintah (administered price), Mirza melihat bahwa kontribusi dari komponen ini memang tak terelakkan jika mengerek inflasi. Ia yakin, dengan pengaturan kenaikan administered price, seperti tarif dasar listrik (TDL) untuk kapasitas listrik 900 volt ampere (VA) yang diterapkan bertahap, laju inflasi tetap bisa dikendalikan.

Belum lagi, ada penekan kontribusi volatile foods oleh pemerintah dan BI. "Jadi, kalau inflasi administered price naik tapi volatile foods bisa ditekan, atau bahkan deflasi, sangat mungkin inflasi bisa kami jaga di level sekitar empat persen," terangnya.

Terkait inflasi Maret, Mirza memproyeksi, BI masih memperlukan waktu, setidaknya sampai satu minggu pertama bulan ini untuk melihat hasil survei biaya hidup yang dikeluarkan BI. "Jadi, mungkin baru minggu depan kita bisa lihat," imbuh Mirza.

Inflasi Menantang

Pun demikian, inflasi tahun ini memang menjadi indikator yang paling menantang bagi pemerintah. Pasalnya, berkaca pada laju inflasi sepanjang tahun lalu yang sebesar 3,02 persen merupakan laju inflasi yang paling stabil dalam beberapa tahun terakhir. Hanya saja, sentimen yang memengaruhi inflasi memang tidak banyak.

"Tahun lalu, tidak ada administered price dan harga minyak internasional rendah. Sedangkan, sekarang harga internasionalnya lebih tinggi dan juga ada kenaikan harga listrik dan mungkin kenaikan harga minyak internasional akan juga memengaruhi harga BBM juga," tutur Mirza.

Namun begitu, ia masih yakin Indonesia bisa mengatasi tantangan inflasi ini. Apalagi, beberapa negara tetangga dengan gambaran ekonomi yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia juga mampu mengatasinya.

"Toh, negara lain bisa kok mengendalikan inflasi pangan, Thailand bisa, Filipina bisa. Kenapa Indonesia tidak bisa?" pungkasnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani