Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perancis Janji Bantu Pengembangan Energi Terbarukan Indonesia
Oleh : Redaksi
Selasa | 28-02-2017 | 15:14 WIB
perancisbantuindo.jpg Honda-Batam

Perancis bahkan menyambut baik ambisi Kementerian ESDM terkait target 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi listrik Indonesia pada 2025 nanti. (Foto: CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Perancis berkomitmen untuk membantu mengembangkan berbagai proyek energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Menteri Luar Negeri dan Pembangunan Internasional Perancis Jean-Marc Ayrault mengatakan, bantuan diberikan melalui perusahaan-perusahaan Perancis.

Komitmen ini datang dari diskusi dalam klub EBT, di mana klub tersebut bertujuan untuk menghimpun perusahaan-perusahaan Perancis yang bergerak dalam sektor energi yang sudah ada di Indonesia, maupun mereka yang telah menyatakan kesediaannya untuk berinvestasi di Indonesia.

"Saya menyambut baik ambisi pak Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan untuk mencapai target 23 persen energi baru dan terbarukan dalam bauran energi listrik Indonesia pada 2025 mendatang," ujar Ayrault, Selasa (28/2).

Lihat juga:PLN: Iran Bakal Tanam US$5 M di Bidang Kelistrikan
Di Indonesia sendiri, lanjut dia, pemerintah perlu meningkatkan kapasitas produksinya seiring dengan permintaan energi listrik yang tumbuh pesat.

Jonan pesimis, Kementerian ESDM mampu merealisasikan target pemerintah mencapai bauran energi sebesar 23 persen dalam delapan tahun ke depan. "Jujur itu tidak akan sampai, tetapi paling tidak kami dapat mencapai sekitar 20 persen," terang Jonan.

Tantangan terberat bagi Indonesia yakni, kesenjangan yang terus terjadi di Indonesia. Ia menyebutkan, di negara yang lebih maju seperti Perancis, tentunya masyarakat yang berpenghasilan kurang dari US$10 ribu mungkin hanya lima persen.

"Mungkin kalau di Indonesia, diatas lima persen dapat sekitar US$100 ribu, tapi yang lain 30 persen atau 20 persen dibawah berpenghasilan kurang dari US$2 ribu, atau mungkin kurang dari US$1.000 per tahun," imbuhnya.

Dengan demikian, energi terbarukan dinilai dapat menjadi solusi dari kesenjangan ini. Misalnya saja, seperti di Sumatra Selatan yang memiliki simpanan batu bara yang begitu besar, maka pemerintah mendorong untuk memiliki pembangkit listrik mulut tambang batu bara yang dapat menghasilkan 5 sen per kWh.

Untuk diketahui, dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik berisi aturan harga pembelian maksimum tenaga listrik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Tenaga listrik tersebut yang dihasilkan oleh energi terbarukan, seperti tenaga matahari, angin, air, biomassa, biogas, sampah, dan panas bumi.

Adapun, tujuan dari aturan tersebut agar penyediaan listrik yang berasal dari EBT dapat semurah mungkin, sehingga tarif listrik yang diberikan untuk masyarakat bisa lebih murah.

Sumber: CNN Indonesia

Editor: Dardani