Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mahadi cs Rencanakan Pembunuhan di Atas Bukit

Bos Besi Tua Itu Dihabisi dengan Balok dan Linggis
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Sabtu | 15-10-2011 | 13:40 WIB
tua.gif Honda-Batam

Tersangka Jack, yang diperankan model tampak memukul kepala korban Pardomuan Siregar dengan palu disaksikan tersangka Mahadi dalam rekontruksi pembunuhan bos besi tua (Foto: Iwan)

BATAM, batamtoday - Mahadi Harahap (19), Hendrik (23) beserta dengan tersangka lain bernama Jack dan Antoni yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pihak kepolisian merencanakan aksi perampokan terhadap pasangan suami istri bos besi tua, Pardomoan Siregar dan Ringgit Hasibuan tepat diatas bukit samping gudang sebelah kiri, Rabu malam, (21/10/2011). Sebelum beraksi keempat pelaku sempat makan di sebuah warung ayam penyet yang tidak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

Inilah gambaran yang terpampang dalam 27 adegan rekonstruksi pembunuhan terhadap pasangan suami istri bos besi tua pada Sabtu (15/10/2011) dari pukul 10.15 WIB hingga 11.30 WIB.

Usai makan malam di warung ayam penyet, keempat pelaku yang menggunakan dua buah sepeda motor ini langsung menuju Kantor Lurah Baloi Permai yang berjarak 500 meter dari TKP. Disana ketiga eksekutor Mahadi, Jack dan Antoni langsung menuju ke belakang gedung dengan menggunakan sebuah sepeda motor, sedangkan pelaku Hendri menunggu di pinggir jalan raya sambil menunggu aba-aba dari ketiga pelaku lain.

Tujuan pelaku ke belakang Kantor Lurah hanya sekedar memarkirkan sepeda motor, dan selanjutnya naik ke atas bukit dan merencanakan bagaimana mereka beraksi untuk merampok ke dalam gudang besi tua. Setelah sekitar lima belas menit merencanakan aksi mereka, ketiga pelaku lantas turun menuju arah belakang gudang dan memanjat dinding pagar belakang gudang yang terbuat dari seng.

Satu persatu pelaku naik, mulai dari Mahadi, Jack dan Antoni. Kedatangan pelaku tidak diketahui kedua korban karena sedang tertidur pulas di kamar yang letaknya di bagian depan gudang. Mahadi bertugas untuk membongkar brankas yang ada di dalam kamar, sedangkan Jack dan Antoni sudah bersiap-siap dengan posisi mereka menjaga pasangan bos besi tua yang sedang tertidur lelap.

Dengan bersenjatakan kayu balok, linggis dan martil yang diambil pelaku dari belakang gudang, Jack yang memegang balok dalam posisi siap diatas bagian kepala Ringgit Hasibuan. Sedangkan Antoni juga sudah bersiaga memegang linggis tepat diatas kepala Pardomoan Siregar. Belum sempat Mahadi selesai membongkar brankas, Ringgit terbangun karena mendengar suara gaduh di tempat usahanya itu.

Bruaak... spontan saja Jack yang bertugas mengawasi Ringgit langsung memukulkan balok ke kepala Ringgit berulang-ulang hingga 11 kali. Darah segar mengalir dari ibu tiga anak itu. Saat Ringgit dipukul dan berteriak kesakitan membuat Pardomuan terbangun, seketika itu juga Pardomoan dieksekusi Antoni dengan menggunakan linggis pada bagian kepala dengan menggunakan linggis sebanyak delapan kali.

Pembantaian pasangan bos suami istri diatas tempat tidur mereka itu terbilang sadis, darah segar keluar dari kepala korban dan membuat kepala pecah dan darah segar menutupi wajah dan tubuh keduanya. Disaat bersamaan itu, Mahadi berhasil membuka brankas dan mengambil sebuah tas dan bersama Antoni langsung keluar menuju belakang gudang.

Mahadi dan Antoni menunggu di belakang gudang, rupanya sebelum mereka berdua keluar rupanya Jack sempat mengambil palu dan memukuli kepala Ringgit sebanyak tiga kali. Sebab menurut Jack, Pardomuan belum tewas saat dipukul dengan balok. Setelah dihantam dengan palu dan memastikannya mati barulah Jack keluar menyampari Mahadi dan Antoni dan langsung menuju bukit di samping gudang.

Bagi Hasil Rampokan di Atas Bukit

Diatas bukit itulah ketiga pelaku membongkar isi tas, isi tas berisi uang tunai sebesar Rp10 juta, dua buah kartu ATM masing-masing Bank Danamon dan Bank CIMB Niaga, serta pakaian milik Ringgit Hasibuan. Setelah membongkar dan memeriksa isi tas, mereka membagi bagian masing-masing dimana Mahadi memdapat bagian Rp3 juta dan dua buah ATM sedangkan Jack dan Antoni mendapat bagian Rp7 juta.

Ketiga pelaku selanjutnya menuju ke belakang Kantor Lurah Baloi Permai untuk mengambil motor yang mereka parkirkan di sana. Tetapi sebelum itu, Mahadi yang menggunakan jaket warna hijau sempat membukanya dan menitipkan kepada Antoni untuk dibuang sebagai penghilang jejak. Saat sampai di belakang Kantor Lurah, linggis, kayu balok, palu dan tas milik Ringgit beserta isinya dibuang oleh para pelaku.

Setelah membuang barang bukti (BB), ketiga pelaku meninggalkan tempat itu dengan berboncengan naik sepeda motor untuk mengantarkan Mahadi ke tempat kos Hendri yang berada di Perumahan Mega legenda blok LJ 4 nomor 3 Batam Centre. Usai mengantar Mahadi, kedua pelaku kabur dan kini keberdaannya tidak diketahui hingga sekarang.

Sampai ditempat kos, Mahadi mendapati Hendrik sedang tertidur pulas dan langsung membangunkannya dan menangatakan telah berhasil mengambil uang dan membunuh kedua korban. Usai itu Mahadi segera membersihkan diri dan mandi di tempat kos Hendrik dan berencana mengajak Hendrik kabur ke Medan pagi-pagi sekali sekitar pukul 6.30 WIB.

Sebelum berangkat ke Bandara Hang Nadim untuk kabur ke Medan, Hendri sempat meminta uang Rp200 ribu kepada Mahadi untuk membayar hutang kepada temannya. Tak lama berselang keduanya menuju bandara dengan naik taksi plat kuning dan membeli dua buah tiket ke calo, Mahadi dan Hendrik terbang dengan menggunakan maskapai Sriwijaya Air.