Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Skala Prioritas Dinkes Kepri Tahun 2017

Dinkes Kepri Tingkatkan Operasional RSUP dan Pengalihan RSUD Busung Jadi RSJ
Oleh : Charles Sitompul
Rabu | 25-01-2017 | 11:38 WIB
Kadis-kesehatan-Kepri01.jpg Honda-Batam

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Dinas Kesehatan Provinsi Kepri mengajukan anggaran Rp330 miliar dalam RAPBD 2017 untuk mewujudkan program skla prioritas, seperti peningkatan pelayanan, pembangunan sarana dan prasarana, serta peningkatan SDM tenaga medis.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana, menyampaikan pihaknya saat ini tengah fokus menningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya peningkatan penyelesaian operasional RSUP Kepri dari lantai enam sampai lantai delapan. Tak hanya itu, Dinkes Kepri juga sedang mempersiapkan peralihan operasional RS Busung di Tanjunguban dari status umum menjadi rumah sakit jiwa (SRJ).

"Mudah-mudahan dana yang kami ajukan diakomodir dalam APBD 2017. Kami akan mengoptimalkan dana tersebut, pada program prioritas kesehatan di seluruh Kabupaten Kota di Kepri," kata Tjetjep Yudiyana, di Tanjungpinang, Selasa (24/1/2017).

Tjetjep berujar, RSJ Tanjunguban kedepan dapat menampung dan merawat pasien penderita gangguan jiwa se-Kepri yang selama ini masih dikirim ke RSJ Pekanbaru. "Operasional RSJ Tanjunguban ini, mudah-mudahan dapat dilaksanakan pada 2018. Setelah sarana dan prasarananya dibenahi tahun ini," sebutnya.

Program peningkatan pelayanan yang telah disusun Dinas Kesehatan Provinsi Kepri akan menyebar hingga ke daerah, Kabupaten/Kota, termasuk renopasi RS Lingga, perbaikan sarana dan prasarana di Puskesmas, Posyandu, pencegahan penyakit menular, serta dana penamping bantuan pembiayaan ‎pengobatan pada masyarakat miskin.

‎Dana pendamping pembiayan pada masyarakat miskin, kata Tjetjep dialokasikan sebesar Rp3 miliar untuk pendamping Jamkesada dan Kartu Indonesia Sehat, khususnya pada penyediaan sarana dan akomodasi pasien yang dirujuk ke RS di Jakarta. "Program dokter keluarga dan bidan desa, juga masih tetap kita adakan, demikian juga tenaga keperatan pada rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainya," pungkasnya.

Editor: Gokli