Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BPH Migas Nilai Kelangkaan Solar di Batam Karena Ada Penimbunan
Oleh : Surya
Senin | 10-10-2011 | 15:07 WIB

JAKARTA, batamtoday - Ketua BPH Migas Tubagus Haryono mengatakan, kelangkaan solar di Batam akhir-akhir ini akibat ada penimbunan BBM karena stok di Batam dinilai cukup. Tubagus meminta polisi menindak tegas perusahaan yang menimbun BBM jenis solar seperti yang pernah dilakukan PT Dua Srikandy Batam beberapa waktu lalu.

"Kalau ada perusahaan yang sengaja menimbun BBM hingga menyebabkan kelangkaan solar, karena sudah melanggar UU Migas dan aturan lainnya, pemiliknya bisa diancam pidana 4 tahun penjara dan denda Rp 4 miliar," kata Tubagus Haryono, Kepala BPH Migas di Jakarta, Senin (10/10/2011).

Menurut Tugabus, perusahaan seperti Srikandy Batam diketahui sama sekali tidak memiliki ijin beroperasi diantaranya ijin penimbunan, ijin pengangkutan dan niaga sesuai UU No.22 Tahun 2001 tentang Migas. Dalam penggebrekan itu, 135 Kilo liter BBM Solar ditemukan yang mana satu Tangki berkasitas 15 Kilo Liter (KL) terisi penuh dengan tiga tangki timbun berkasitas 40 Kilo Liter (KL) per tangki, selain itu tiga truk terisi penuh kapasitas 5.000-10.000 Kilo Liter (KL) juga diamankan.

Meski Srikandy Batam, kata Tubagus, telah beroperasi kembali, tetapi kasus hukumnya harus segera dituntaskan dan dilimpahkan ke pengadilan untuk segera di sidangkan. Akibat ulah Srikandy Batam ini, BBM jenis Solar langka di Batam, akibatnya sejumlah nelayan di daerah Barelang tidak dapat melaut disebabkan tidak mendapatkan pasokan BBM solar.

Ia menilai, kelangkaan solar kalini ini bukan tidak mungkin juga ulah Srikandy Batam. BPH Migas berharap agar Poltabes Bareleng meningkatkan intensitas operasi terhadap perusahaan yang melakukan penimbunan BBM jenis solar di Batam seperti yang dilakukan oleh Srikandy Batam. "Kita minta polisi di sana meningkatkan operasi, karena stok solar untuk Batam yang kita distribusikan cukup, sehingga tidak mungkin ada kelangkaan," katanya.

 

Kuota BBM Berdasarkan Provinsi

 
     
 
Wilayah - Propinsi Total (KL) PREMIUM (KL) KEROSENE (KL) SOLAR
(KL)
WDN I 9.758.182 4.789.222 1.332.105 3.636.855
panah NAD   397.320 113.585 257.080
panah Sumatera Utara   1.221.446 508.103 885.367
panah Sumatera Barat   491.430 123.274 303.425
panah Riau Kepulauan   247.963 69.453 204.091
panah Riau Daratan
  617.955 164.426 611.241
panah Sumatera Selatan   603.674 63.306 476.531
panah Jambi   306.233 68.725 229.057
panah Bengkulu   149.853 33.564 62.806
panah Bangka Belitung   194.183 33.275 172.435
panah Lampung   559.167 154.393 434.721
WDN II 20.828.191 12.756.630 2.005.166 6.066.395
panah Banten   1.053.622 125.221 526.428
panah DKI Jakarta   2.088.951 90.917 881.652
panah Jawa Barat   3.498.295 305.525 1.501.870
panah Jawa Tengah   2.198.711 589.053 1.214.449
panah DIY   392.734 13.352 104.467
panah Jawa Timur   1.918.642 846.874 1.573.342
panah Bali   605.475 34.223 264.186
WDN III 6.023.989 2.997.621 1.132.685 1.893.682
panah Kalimantan Barat   326.921 162.202 215.969
panah Kalimantan Tengah   185.049 104.773 169.099
panah Kalimantan Selatan   349.275 145.138 251.583
panah Kalimantan Timur   468.602 128.448 307.261
panah Sulawesi Selatan   629.620 156.554 371.449
panah Sulawesi Tengah   199.423 65.230 94.864
panah Sulawesi Tenggara   138.829 57.761 74.361
panah Gorontalo   73.379 24.508 29.147
panah Sulawesi Utara   215.740 94.069 131.496
panah Sulawesi Barat   51.458 22.719 26.547
panah Maluku   77.391 59.326 77.514
panah Maluku Utara   59.038 34.854 26.945
panah Irianjaya Barat   69.867 27.109 47.145
panah Papua (Irianjaya)   153.030 49.992 70.302
WDN IV 854.302 403.519 230.044 220.739
panah NTB   240.940 156.620 111.272
panah NTT   162.579 73.424 109.467
TOTAL 37.464.663 20.946.992 4.700.000 11.817.671