Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Barcelona Gandeng Perusahaan Jual Beli Online asal Jepang
Oleh : Redaksi
Sabtu | 19-11-2016 | 08:24 WIB
rakutenbyafp.jpg Honda-Batam

Pimpinan Barcelona Josep Maria Bartomeu (kiri) dengan pimpinan perusahaan asal Jepang, Rakuten, Hiroshi Mikitani. (Foto: AFP)

BATAMTODAY.COM, Madrid - Klub sepak bola Barcelona menggandeng perusahaan situs jual-beli asal Jepang, Rakuten, sebagai sponsor utama klub itu dengan nilai kontrak sekitar Rp792,5 miliar setahun.

 

Dimulai pada musim kompetisi 2017-18 dan berlangsung selama empat tahun, logo Rakuten akan tertera pada kaos tim Barcelona, menggantikan logo maskapai penerbangan Qatar Airways.

Ini merupakan salah-satu kesepakatan sponsor utama yang terbesar dan bisa membuat klub sepak bola asal Katalan, Spanyol itu, dapat mengungguli pesaingnya, Real Madrid, sebagai klub terkaya di dunia.

"Perjanjian ini menempatkan kami berada di jajaran terdepan klub olah raga terkait sponsor utama," kata Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu.

Dia mengatakan, negosiasi dengan Rakuten dimulai pada 2015 lalu dalam sebuah jamuan makan malam yang difasilitasi pemain belakang Barcelona, Gerard Pique.

Rakuten adalah perusahaan situs jual beli terbesar di Jepang. Perusahaan yang memiliki lebih dari 13.000 karyawan ini memiliki omset hampir £15 milyar dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Perusahaan ini juga merupakan pemilik klub liga Jepang, Vissel Kobe dan klub baseball Tohoku Rakuten Golden Eagles.

Barcelona, dengan pemain bintang seperti Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar, diperkirakan akan bertambah kaya pada 2018 ketika menjalin kerja sama bisnis dengan perusahaan pakaian olah raga asal AS, Nike.

Pada 2006 lalu, klub Spanyol ini menggandeng badan PBB untuk anak-anak, Unicef. Mereka menyumbang sekitar Rp29 miliar per tahun untuk mempromosikan pendidikan bagi anak-anak.

Namun pada 2010, Barcelona menggandeng maskapai penerbangan Qatar sebagai sponsor utama, yang antara lain ditandai terteranya logo klub itu di kostum mereka.

Sumber: BBC Indonesia
Edtor: Dardani