Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terapi Belatung Sembuhkan Luka Akibat Diabetes
Oleh : Dodo/detikHealth
Senin | 26-09-2011 | 12:16 WIB

HAWAII, batamtoday - Mendengar atau melihat binatang yang disebut belatung kadang membuat orang jijik. Tapi siapa sangka, binatang yang menjijikkan ini justru bisa dijadikan terapi untuk menyembuhkan luka pada penderita diabetes.

Pasien diabetes umumnya mengalami luka di tangan atau kakinya berupa bisul yang sulit disembuhkan. Beberapa pasien bahkan harus bertahan dengan kondisi tersebut selama bertahun-tahun. Jika dibiarkan, luka akan berkembang menjadi gangren dan terkadang harus amputasi.

Para peneliti dari Hawaii memiliki cara cepat dan efektif untuk menyembuhkan luka akibat diabetes, yaitu menggunakan belatung. Untuk menyembuhkan luka tersebut, dokter mengangkat jaringan yang terinfeksi atau mati dengan pisau bedah atau enzim. Proses ini disebut debridement.

"Pasien diabetes ini benar-benar membutuhkan perawatan yang lebih baik untuk menyelamatkan anggota badan mereka. Pengobatan debridement menggunakan belatung sangat efektif. Hanya dengan satu kali pengobatan, luka-lukanya mulai membaik," kata Dr Lawrence Eron dari Kaiser Hospital dan University of Hawaii di Honolulu, seperti dikutip Reuters, Senin (26/9/2011).

Dalam studi ini, Eron dan timnya mengobati 37 penderita diabetes menggunakan belatung. Semuanya menderita penyakit arteri yang menyebabkan sirkulasi darah pada tangan atau kaki kurang baik. Mereka juga memiliki luka yang sudah lama tidak sembuh, bahkan ada yang sampai lima tahun.

"Banyak pasien yang mungkin agak waspada ada serangga hidup yang diletakkan dalam luka-lukanya. Kami akan menjelaskan cara kerjanya dan masalah apa yang mungkin terjadi," kata Eron.

Para dokter menempelkan 50 sampai 100 belatung spesies Lucilia sericata pada luka dan membiarkannya selama dua hari saat pertama kali. Prosedur ini diulangi hingga rata-rata lima kali.

"Kami mengurung belatung dalam bahan seperti jala, stoking nilon juga dapat dipakai. Kemudian kita menyegel kandangnya sehingga mereka tidak keluar," jelas Eron.

Dua puluh satu pasien ternyata berhasil sembuh. Kesembuhan tersebut diidentifikasi dengan sembuhnya infeksi, jaringan mati terhapus seluruhnya, pembentukan jaringan baru yang kuat pada luka dan lebih dari tiga perempat luka telah menutup.

Lima luka infeksi yang sebelumnya tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik, berhasil disembuhkan dengan terapi belatung. Sembilan luka infeksi akibat bakteri, enam di antaranya berhasil sembuh dengan terapi belatung. Sepuluh kasus infeksi akibat streptokokus juga berhasil diobati semuanya.

Namun, tidak semua pasien berhasil dengan terapi ini. Pasien yang gagal mengalami radang yang berlebihan di sekitar luka, terlalu banyak mengeluarkan darah dan mengalami masalah pada tulang yang terinfeksi.

Belatung mengeluarkan suatu zat ke dalam luka yang mencairkan jaringan mati kemudian menelannya. Luka-luka dibersihkan dan zat lainnya yang terkandung dalam cairan belatung memungkinkan terbentuknya jaringan granulasi, yaitu jenis jaringan ikat yang terbentuk selama penyembuhan luka.

"Untuk membuat teknik ini berhasil, luka benar-benar perlu dibersihkan, menyingkirkan jaringan yang mati dan memproduksi jaringan granulasi yang kuat ke dalam luka. Di sini lah belatung dapat membantu," pungkasnya.