Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemenkes Gandeng Qure.ai untuk Percepat Deteksi Dini TBC dengan AI
Oleh : Redaksi
Senin | 03-03-2025 | 15:24 WIB
Kemenkes-Qure_ai.jpg Honda-Batam
Kemenkes RI teken MoU dengan Qure.ai dalam upaya mempercepat deteksi dini Tuberkulosis (TBC) melalui kecerdasan buatan (AI). (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan perusahaan teknologi Qure.ai dalam upaya mempercepat deteksi dini Tuberkulosis (TBC) melalui kecerdasan buatan (AI).

Kerja sama ini merupakan bagian dari transformasi digital sektor kesehatan guna meningkatkan efisiensi layanan dan mempercepat diagnosis penyakit menular tersebut.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pemanfaatan AI dalam sistem kesehatan dapat membawa perubahan signifikan. "Teknologi AI mampu menganalisis data medis dengan cepat dan akurat, sehingga meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi pasien dan tenaga medis," ujarnya, dalam acara penandatanganan MoU di Jakarta, demikian dikutip laman Kemenkes.

Sebagai bagian dari kolaborasi ini, beberapa langkah strategis akan diterapkan. Pertama, teknologi AI dari Qure.ai akan digunakan untuk menganalisis pencitraan sinar-X dada di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk Kemenkes guna mendeteksi TBC dan penyakit lainnya.

Kedua, akan dikembangkan sistem manajemen dan pelaporan pasien terpusat untuk memperkuat surveilans nasional serta mendukung layanan teleradiologi. Hal ini memungkinkan tenaga medis di berbagai daerah mengakses hasil skrining secara real-time. Ketiga, kerja sama ini juga mencakup pelatihan dan dukungan teknis bagi tenaga kesehatan serta profesional di bidang teknologi informasi guna memastikan implementasi yang optimal.

Sebagai langkah awal, Kemenkes akan menjalankan proyek percontohan (pilot project) di RS Fatmawati dan RS Pusat Otak Nasional (RSPON). Jika proyek ini terbukti efektif, implementasi AI dari Qure.ai akan diperluas ke lebih banyak fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia.

Demi mendukung efektivitas program ini, diperlukan infrastruktur yang memadai, termasuk koneksi internet stabil, sistem penyimpanan berbasis cloud, serta Picture Archiving Communication System (PACS) untuk integrasi dan pengolahan data medis. Selain mempercepat deteksi dini TBC, teknologi ini juga akan meningkatkan efisiensi layanan radiologi dengan mengurangi ketergantungan pada film sinar-X fisik serta memungkinkan penyimpanan dan distribusi data medis secara lebih terstruktur.

Pemerintah juga berkomitmen untuk mengeksplorasi sumber pendanaan guna memastikan keberlanjutan adopsi teknologi AI dalam program kesehatan nasional. Kerja sama ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam mempercepat eliminasi TBC sekaligus meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Editor: Gokli