Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Saat Kunker ke DPRD Riau

Natuna Tolak Penambahan Modal untuk Riau Air Sebesar Rp 30 miliar
Oleh : Surya Irawan
Jum'at | 16-09-2011 | 13:57 WIB
natuna159.jpg Honda-Batam

Anggota DPRD Kabupaten Natuna foto bersama dengan anggota DPRD Provinsi Riau. Salah satu agenda kunjungan kerja tersebut membahas penyertaan modal untuk Riau Air

PEKANBARU, batamtoday - Pemkab Natuna sebagai pemegang saham terbesar kedua di PT Riau AIR, maskapai penerbangan yang melayani rute Pekanbaru-Batam-Anambas-Natuna menolak melakukan penambahan pernyataan modal sebesar 30 miliar seperti yang dilakukan Pemprov Riau selaku pemegang saham terbesar pertama.

Penolakan itu dilakukan disampaikan Ketua DPRD Natuna Hadi Chandra saat melakukan kunjungan kerja ke DPRD Riau, Kamis (15/9/11) kemarin di Pekanbaru. Bersama rombongan 20 Anggota DPRD Natuna, Hadi menyatakan untuk melakukan penambahan penyertaan modal, Natuna masih menunggu upaya maskapai yang dimiliki Pemprov Riau dan Pemprov Kepulauan Riau bangkit dari krisis.

Menurut Ketua DPRD Natuna, Hadi Candra, pemerintah kabupaten (Pemkab) Natuna merupakan pemilik modal terbesar kedua setelah Pemprov Riau. Sejak tahun 2007 hingga kini, Pemkab Natuna telah menyertakan modal lebih kurang Rp9,5 miliar.

"Natuna merupakan penyerta modal yang terbesar kedua setelah Provinsi Riau. Kita telah menanamkan modal sebesar lebih kurang Rp9,5 miliar, tapi  melakukan penambahan modal kita akan lihat keuangan Riau Air membaik. Tapi  harapan kita setelah mendapatkan tambahan dana  dari APBD-P Riau tahun 2011 sebesar Rp 30 miliar, Riau Air dapat hidup dan menerbangkan kembali," katanya.

Hadi menegaskan, Natuna tidak gegabah untuk serta merta menyetujui melakukan penambahan modal karena sesuai kontrak dengan Riau Air, modal yang sudah ditanam tidak bisa ditarik kembali oleh Pemkab Natuna, meskipun perusahaan tersebut akhirnya pailit.

"Jadi kita hati-hati sekali karena  bagaimana pun seperti yang tertuang dalam kontrak dengan Riau Air, Pemkab Natuna tidak bisa menarik modal yang telah ditanamkan jika perusahaan tersebut benar-benar tidak bisa bangkit lagi alias koleps," katanya .

Pemkab Natuna, lanjut Ketua DPRD, awalnya berharap kehadiran Riau Air mampu membuka jalur perintis seperti Batam-Tanjungpinang, Pal Matak dan Ranai PP. Sehingga apabila ada masyarakat Natuna yang mengalami kecelakaan lalu lintas, sakit atau melahirkan dengan perawatan khusus dapat segera diterbangkan dengan Riau Air  ke Rumah Sakit di Batam, karena Natuna memiliki keterbatasan tempat pelayanan kesehatan dan dokter spesialis. 

"Dulu kita punya 5 seat untuk masyarakat yang betul-betul memerlukannya. Seat itu baru bisa dijual satu jam sebelum keberangkatan. Tetapi kini RAL yang sudah berganti nama Riau Air berhenti beroperasi, kita mengalami kesulitan. Karena tidak ada maskapai komersial yang melayani rute Natuna, kecuali Riau Air," katanya.