BATAMTODAY.COM, Hanoi - Keinginan untuk mendapatkan uang dalam jumlah yang cukup besar tak jarang membuat orang melakukan hal yang tak masuk akal.
Seorang perempuan di Vietnam mengaku tertabrak kereta api yang menyebabkan dia kehilangan kaki dan tangannya untuk mendapatkan klaim asuransi.
Meminta klaim asuransi memang tak salah jika perempuan berusia 30 tahun itu memang mengalami kecelakaan. Masalahnya, perempuan itu dalam kondisi sehat walafiat.
Alhasil dia membayar seorang temannya sebesar atau sekitar Rp29 juta untuk menelepon polisi terkait kecelakaan yang menimpanya.
Gilanya, perempuan itu juga meminta temannya untuk memotong satu kaki dan tangannya agar dia terlihat memang mengalami kecelakaan.
Lalu berapa sebenarnya klaim asuransi yang diharapkan perempuan itu sehingga nekat berbuat seperti ini? Menurut harian harian Peoples Police of Vietnam, perempuan itu berharap asuransi akan membayarkan klaimnya sebesar hampir Rp2 miliar.
Sang teman bernama Doan Van D, itu mengaku sedang berjalan-jalan ketika menemukan perempuan itu tergeletak berlumuran darah tak jauh dari rel kereta api.
Doan kemudian menelepon polisi untuk melaporkan "kecelakaan" mengerikan yang menimpa perempuan yang oleh media setempat hanya disebut bernama Ly Thi N.
Media di Vietnam tak menjelaskan proses bagaimana terungkapnya rencana penipuan asuransi itu.
Media setempat hanya memuat foto perempuan itu tiga bulan setelah upaya penipuan tersebut dan luka di tangannya yang putus sudah sembuh.
Media juga menyebut Ly Thi mencoba melakukan penipuan asuransi ini karena dia tengah mengalami masalah dengan usaha yang dikelolanya.
Kisah upaya penipuan ini, membuat netizen kesal dan menumpahkan sumpah serapah mereka lewat media sosial.
"Sebuah kasus lain penipuan asuransi. Sebuah lelucon yang hanya terjadi di Vietnam," kata Ly Phan, seorang pengguna Facebook.
"Kehilangan 50 juta (dong), satu tangan , 1 kaki dan kamu kini terancam masuk penjara. Tak ada keuntungan sama sekali," tambah Ly Phan.
Sebagian netizen mengecam keputusan perempuan itu memilih jalan yang berbahaya, sementara netizen lainnya menduga perempuan itu pasti sangat putus asa hingga berani berbuat ekstrem seperti itu.
"Dia kemungkinan akan bangkrut atau sangat membutuhkan uang sehingga nekat berbuat seperti itu. Tak mudah menipu sebuah perusahaan asuransi," kata seorang netizen, Thanh Phuong Quyn Le.
Namun, tetap ada netizen yang menaruh iba terhadap perempuan tersebut. Salah satunya pengguna medsos bernama Hoa Nguyen.
"Dia pasti sangat miskin sehingga harus melakukan hal semacam itu," ujar Nguyen.
Beruntung, menurut harian Tuoi Tre, polisi batal menjeratkan dakwaan hukum untuk perempuan itu dan temannya.
Menurut ketua Asosiasi Pengacara Hanoi, Le Van Luan, kedua orang itu dibebaskan karena tak ada aturan hukum yang pas untuk mendakwa mereka.
"Kami membutuhkan aturan baru untuk penipuan semacam ini. Menyakiti diri sendiri untuk keuntungan finansial semacam ini sangat mengerikan dan sangat jarang terjadi," ujar Van Luan.
Sumber: BBC
Editor: Udin
Kisah upaya penipuan ini, membuat netizen kesal dan menumpahkan sumpah serapah mereka lewat media sosial.
"Sebuah kasus lain penipuan asuransi. Sebuah lelucon yang hanya terjadi di Vietnam," kata Ly Phan, seorang pengguna Facebook.
"Kehilangan 50 juta (dong), satu tangan , 1 kaki dan kamu kini terancam masuk penjara. Tak ada keuntungan sama sekali," tambah Ly Phan.
Sebagian netizen mengecam keputusan perempuan itu memilih jalan yang berbahaya, sementara netizen lainnya menduga perempuan itu pasti sangat putus asa hingga berani berbuat ekstrem seperti itu.
"Dia kemungkinan akan bangkrut atau sangat membutuhkan uang sehingga nekat berbuat seperti itu. Tak mudah menipu sebuah perusahaan asuransi," kata seorang netizen, Thanh Phuong Quyn Le.
Namun, tetap ada netizen yang menaruh iba terhadap perempuan tersebut. Salah satunya pengguna medsos bernama Hoa Nguyen.
"Dia pasti sangat miskin sehingga harus melakukan hal semacam itu," ujar Nguyen.
Beruntung, menurut harian Tuoi Tre, polisi batal menjeratkan dakwaan hukum untuk perempuan itu dan temannya.
Menurut ketua Asosiasi Pengacara Hanoi, Le Van Luan, kedua orang itu dibebaskan karena tak ada aturan hukum yang pas untuk mendakwa mereka.
"Kami membutuhkan aturan baru untuk penipuan semacam ini. Menyakiti diri sendiri untuk keuntungan finansial semacam ini sangat mengerikan dan sangat jarang terjadi," ujar Van Luan.
Sumber: BBC
Editor: Udin
Kereta api di Hanoi, Vietnam (Sumber foto: BBC)