Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tuntut Pemutihan Lahan

Warga Bukit Timur Gelar Aksi di Depan Kantor BP Batam
Oleh : Ali/Dodo
Senin | 12-09-2011 | 11:24 WIB
Demo-Bukit-Timur.gif Honda-Batam

Salah satu warga membawa kompor dan panci dalam aksi demo yang digelar di depan Kantor BP Batam. (Foto: Ali)

BATAM, batamtoday - Ratusan warga hunian liar Bukit Timur di kawasan Tanjung Uma kembali menggelar aksi di depan Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam menuntut pemutihan lahan yang mereka huni pada Senin (12/9/2011).

Aksi yang mereka gelar kali ini dimaksudkan untuk mempertanyakan hasil kesepakatan pada aksi sebelumnya, dimana BP Batam hingga saat ini belum memutihkan lahan hunian warga itu.

"Kami mempertanyakan komitmen BP Batam terhadap hasil kesepakatan pertama dengan warga," kata Ahmad Rosano, Wali Kota Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Batam yang mengaku mewakili ratusan warga Bukit Timur, Senin (12/9/2011).

Rosano mengatakan salah satu poin yang dipertanyakan yakni belum adanya sikap tegas BP Batam terhadap PT Cahaya Dinamika Abadi dan PT Pandu Alam Asri, dua perusahaan pemegang izin prinsip atas lahan yang dihuni oleh sekitar 1.000 kepala keluarga itu yang nyata-nyata telah mengingkari janjinya untuk merelokasi sekitar 1.000 kepala keluarga ke lahan lain.

"Perusahaan menjanjikan kepada warga untuk direlokasi ke wilayah Punggur, Dapur 12 dan Tanjungpiayu, namun kenyataannya dua lahan relokasi itu bukan milik mereka dan sudah dimiliki oleh pihak lain," kata Rosano.

Menurut Rosano, hal ini yang membuat warga RT 5, 6 dan 7 RW VI Bukit Timur menuntut pemutihan lahan dan warga sudah siap dengan segala konsekuensinya jika lahan tersebut diputihkan, seperti membayar Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) sebagai salah satu aturan yang diterapkan.

Sementara itu, Musa, salah seorang warga Bukit Timur menegaskan pemutihan lahan bagi mereka merupakan harga mati yang terealisasi.

Hingga berita ini diturunkan, ratusan warga yang terdiri dari bapak, ibu termasuk membawa anaknya masih bertahan di depan Kantor BP Batam menuntut Mustofa Widjaja, ketua BP Batam menemui mereka.

Aksi tersebut juga dijaga ketat puluhan personil dari Direktorat Pengamanan (Ditpam) BP Batam dan anggota Polresta Barelang dengan mengerahkan satu unit mobil water canon.