Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Curahan Hati Veteran Kemerdekaan

Jasa Terlupakan dan Tidak Ada Perhatian
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Rabu | 17-08-2011 | 15:02 WIB
veteran.JPG Honda-Batam

Abbas TKR, salah satu anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Batam. (Foto: Hendra Zaimi)

BATAM, batamtoday - Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2011 ini genap yang ke-66 tahun. Bagi segenap masyarakat Indonesia tinggal menikmatinya dengan mudah dan senang tanpa harus bersusah payah mendapatkannya.

Namun bagi, Abbas TKR, salah satu anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), arti kemerdekaan itu sangatlah susah. Lelaki berusia 73 tahun asal Makassar, Sulawesi Selatan, ini mengatakan, kemerdekaan ini bukan hal yang murah dan mudah. Sebab, harus merebutnya dari tangan kaum penjajah dengan perjuangan panjang dan melelahkan.

"Kemerdekaan itu adalah bagian dari taruhan nyawa, cucuran darah dan air mata," ujar Abbas kepada batamtoday usai detik-detik proklamasi di dataran Engku Putri Batam Centre, Rabu, 17 Agustus 2011.

Abbas menambahkan, ribuan bahkan jutaan pejuang negeri ini yang gagah-berani gugur di medan perang demi satu tekad yakni Indonesia merdeka, berdaulat dan lahir sebagai bangsa yang berharkat-martabat.

"Perjuangan mendapatkan kemerdekaan ini dalam artinya bagi kami, namun generasi sekarang seakan lupa dengan itu semua," lanjutnya.

Bentuk kelupaan dalam mengisi kemerdekaan itu, lanjut Abbas, adalah perhatian yang sangat kurang diberikan pemerintah terhadap jasa-jasa para pejuang kemerdekaan sehingga mereka harus berjuang kembali mendapatkan kehidupan yang layak setelah dulunya berjuang untuk kemerdekaan negeri tercinta ini.

"Kami ini pejuang, dan kami terpaksa harus berjuang kembali di saat kita sudah merayakan kemerdekaan yang ke-66 ini," terangnya.

Bahkan, bantuan berupa santunan saja harus diterima para veteran perjuangan ini selama setahun sekali di saat peringatan hari kemerdekaan. Namun ketika peringatan sudah lewat maka para veteran ini kembali terlupakan.

Tetapi bagi Abbas dan para legiun perang lainnya, belas kasihan itu tidak perlu karena mereka adalah pejuang sejati. Buktinya, kakek lima cucu ini masih kuat bekerja dengan membuka praktek pengobatan tradisional di daerah Tanjung Sengkuang.

"Selagi saya masih bisa bekerja, buat apa semua bantuan itu. Yang terpenting jasa-jasa kami ini tidak terlupakan," ujarnya.

Abbas juga berpesan bahwa Indonesia merdeka bukan karena keberuntungan, atau belas kasih pejajah, tapi hasil perjuangan. Karena itu, seyogianya umur yang tersisa dari para veteran ini dihargai selayak arti kemerdekaan itu sendiri.