Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

LIPI Minta Pemerintah tidak Intervensi Parpol
Oleh : Surya
Kamis | 14-01-2016 | 13:17 WIB
Siti Zuhro.jpg Honda-Batam
Pengamat LIPI Siti Zuhro

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pelemahan terhadap partai politik dinilai akan melemahkan pemerintah. Sebab, intervensi terhadap parpol hanya mengulang kesalahan yang pernah dilakukan oleh rezim Orde Baru.


"Salah besar bila pemerintah ikut menggoreng friksi yang ada di tubuh parpol," kata pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro, Kamis (14/1/2016).

Menurutnya, konflik di sejumlah parpol seperti PPP, Partai Golkar dan nampaknya juga akan terjadi pada PKS, sama sekali tidak bermanfaat bagi pemerintah. Apalagi jika pemerintah menginginkan politik harmoni.

"Politik harmoni tidak akan terwujud melalui intervensi atau menggoreng parpol agar mau begabung dengan pemerintah. Jadi, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla perlu meningkatkan jiwa kenegarawanannya," imbuh Zuhro.

Sebab bila tidak, maka apa yang terjadi saat ini akan tercatat sejarah dan diingat oleh generasi mendatang. Apalagi, melemahnya parpol hanya akan melemahkan pemerintah.

"Jangan sampai generasi yang akan datang mengingat masa pemerintahan Jokowi - JK adalah momentum kembalinya penggunaan cara-cara Orba. Sebab bila pemerintah juga ikut mengintervensi parpol, maka tidak akan ada bedanya dengan Orba," tuturnya.

Pemerintah justru tidak akan bebas dalam melaksanakan pemerintahan bila parpolnya lemah akibat friksi yang tajam. Sebab, parpol yang lemah justru akan menganggu jalannya pemerintahan.

"Pemerintah seharusnya mendorong agar parpol mampu membangun dirinya. Sehingga, demokrasi, politik, hukum dan ekonomi di Indonesia menjadi semakin berkembang," ujarnya.

Namun dia melihat, saat ini yang terjadi justru mengulang kesalahan fatal yang pernah dilakukan oleh orba. "Apakah sistem otoritarian yang terbukti salah besar itu hendak diulang lagi," ucapnya balik bertanya.

Dia menduga, kondisi saat ini disebabkan karena banyak pihak yang belum benar-benar siap menjani demokrasi. Sehingga, penggunaan pola-pola lama untuk melemahkan parpol masih saja terjadi.

"Kecapnya masih sama, hanya botolnya saja yang diganti. Akibatnya, sikap dan perilakunya masih belum berubah. Selain itu, mereka belum benar-benar siap memotong dan meninggalkan masa lalu," tandasnya.

Editor: Surya