Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Awas! Pemanis Buatan Picu Diabetes dan Bikin Gemuk
Oleh : Redaksi
Sabtu | 02-01-2016 | 14:05 WIB
kembang_gula.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Pemanis buatan sukralosa mampu mengubah respons insulin di dalam tubuh, demikian laporan para peneliti di Washington University School of Medicine dalam jurnal Diabetes Care.

Penelitian ini melibatkan 17 orang yang sangat gemuk dan tidak sering mengonsumsi pemanis buatan  dan tidak didiagnosa dengan diabetes.Peserta penelitian memiliki rata-rata indeks massa tubuh sekitar 42, atau 12 poin di atas ambang obesitas.

Para relawan diminta meminum air putih lalu mengonsumsi glukosa, setelah itu minum minuman yang mengandung sukralosa kemudian mengonsumsi glukosa lagi. Kemudian, para peneliti memeriksa kadar glukosa di dalam darah mereka. Para peneliti ingin mengetahui apakah tingkat insulin atau gula darah dipengaruhi oleh kombinasi dari sukralosa dan glukosa, atau tidak. 

Namun, perlu dicatat bahwa pemanis buatan tidak selalu membantu program diet. Penelitian sebelumnya oleh para ilmuwan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mengonsumsi pemanis buatan bisa membuat orang menjadi gemuk. Percobaan pada tikus laboratorium menunjukkan bahwa mereka yang makan makanan yang mengandung  pemanis buatan, ternyata cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori daripada rekan-rekan mereka yang makanan manis dengan gula biasa.

Masing-masing peserta diuji dua kali. Pertama kali saat mereka minum air diikuti oleh glukosa,  kemudian setelah minum sukralosa diikuti oleh glukosa.

Pepino berkomentar, "Ketika peserta penelitian minum sukralosa, gula darah naik lebih tinggi daripada ketika mereka hanya minum air dan glukosa. Kadar insulin juga naik sekitar 20 persen lebih tinggi. Jadi bisa disimpulkan, pemanis buatan dapat membuat kadar insulin dan respon glukosa 

Menurut Pepino, jika kadar insulin seseorang terus-menerus berada pada level yang tinggi, risiko  diabetes tipe-2 juga ikut naik.

Pemanis sukralosa bereaksi dengan reseptor pada lidah, membuat otak orang yang mengonsumsinya berpikir bahwa mereka memakan sesuatu yang manis - meskipun pemanis buatan itu tidak mengandung kalori.

Para peneliti mengatakan bahwa saluran pencernaan dan pankreas mampu mendeteksi makanan dan minuman manis dan menanggapinya dengan melepaskan hormon, seperti insulin.

Temuan ini menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat memengaruhi metabolisme, bahkan jika Anda mengonsumsinya dalam  dosis yang sangat rendah.Namun demikian, para peneliti belum sepenuhnya memahami mekanisme bagaimana sukralosa memegaruhi glukosa dan insulin pada orang-orang obesitas.

Pepino menyimpulkan, "Meskipun kami menemukan bahwa sukralosa dapat memengaruhi respon glukosa dan insuli, kita tidak tahu mekanismenya seperti apa.  Kami telah menunjukkan bahwa sukralosa  memiliki efek tertentu. Pada orang gemuk tanpa diabetes, kami telah menunjukkan bahwa mengonsumsi sukralosa adalah lebih dari sekadar memasukkan sesuatu yang manis ke dalam mulut Anda  tanpa konsekuensi lainnya."

Dia juga menambahkan, "Apakah temuan ini bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, masih belum diketahui. Kami menekankan perlunya penelitian lebih lanjut. Apakah  efek akut dari sukralosa akan memengaruhi cara kerja tubuh dalam merespon masuknya gula dalam jangka panjang? Itu adalah sesuatu yang kita perlu tahu."

Sumber: Meetdoctor.com