Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jangan hanya Keras kepada Novanto saja

JK Juga Harus Buka Isi Pertemuan Ipar dan Keponakannya dengan Bos Freeport
Oleh : Surya
Senin | 21-12-2015 | 20:40 WIB
JK1.jpg Honda-Batam
Wapres Jusuf Kalla

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Siapa yang bersuara paling keras menyikapi skandal 'Papa Minta Saham' di PT Freeport Indonesia, yang membuat Setya Novanto dengan kesadarannya sendiri harus rela melepas jabatan Ketua DPR RI? 

Adalah Wapres Jusuf kalla yang dengan tegas meminta pertemuan Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid dengan Presdir PT FI Maroef Syamsuddin dibuka ke publik.

Namun pernyataan JK ini malah disindir oleh Direktur Eksekutif Centre for Budget Analisys atau CBA, Uchok Sky Khadafi, saat menjawab wartawan, Senin (21/12/2015). Dia mengatakan, bahwa JK lah yang harus membuka materi pertemuan ipar dan keponakannya, yakni Aksa Mahmud dan Erwin Aksa dengan bos 'Besar' Freeport di Amerika Serikat, McMoran James R Moffet atau Jim Bob.

Uchok meminta JK fair untuk mengungkapkan hal itu karena sebelumnya dirinya mendorong agar pertemuan Ketua DPR, Setya Novanto bersama pengusaha Riza Chalid dan Bos Freeport Indonesia, Maroef Syamsuddin.

"Yah... jangan pas Novanto saja dia bersuara keras meminta agar pertemuan dengan Bos Freeport Indonesia, Maroef Syamsuddin dibuka ke publik, sementara pertemuan iparnya dan keponakannya ditutup-tutupi selama ini. Dia harus fair dong, publik akan menilai kinerja pemerintah dalam hal ini," sindirnya.

Dia sendiri tidak yakin pertemuan antara Aksa Mahmud dan anaknya Erwin Aksa dengan James R Moffet adalah pertemuan antara penguasa saja seperti yang diutarakan JK. Sebab, pengusaha besar pemilik Freeport McMoran itu tidak akan mungkin mau menemui Aksa dan Erwin kalau embel-embelnya hanya pengusaha saja.

"Nggak mungkin lah Moffet mau ketemu dengan mereka tanpa ada embel-embel keluarga wapres. Jauh lah kelas Aksa dan Moffet. Ini kan ada embel-embel iparnya wapres saja makanya Moffet mau ketemu," ujarnya lagi.

Kalau Novanto dituding mencatut nama Jokowi-JK untuk meminta saham, Uchok khawatir jangan-jangan Aksa dan Erwin menemui Moffet tujuan juga untuk meminta saham langsung atas nama JK. "Kan tidak ada rekamannya kalau itu tidak demikian," tegasnya.

Menurut Uchok, pertemuan Aksa dan Erwin dengan James R Moffet secara etis seharusnya tidak patut dilakukan, karena posisi JK sebagai wapres yang bisa ikut menentukan masa depan Freeport di Indonesia dengan perpanjangan kontrak.

"Untuk apa saudaranya Wapres menemui bos perusahaan yang saat ini sedang berusaha mendapatkan izin perpanjangan kontrak dari pemerintah, dimana wapres adalah salah satu bagiannya? Kalaupun dalam pertemuan itu sama sekali tidak membicarakan perpanjangan kontrak, tapi tentunya di tengah kondisi dimana Freeport sedang berusaha mendapatkan izin perpanjangan sangat tidak etis dan bahkan bisa ke arah penyalahgunaan wewenang," tandasnya.

Sebelumnya, JK mengakui adanya pertemuan anggota keluarganya Aksa Mahmud dan Erwin Aksa dengan James Moffet atau Jim Bob. JK berkelit bahwa pertemuan itu adalah pertemuan biasa antara pengusaha dengan pengusaha. 

"Itu kan pertemuan bisnis to bisnis, boleh saja. Apa yang salah? Kita kembali ke zaman kuno tidak boleh pengusaha ketemu pengusaha?" kata JK, di Kantor Wakil Presiden, Jumat kemarin.

Namun, JK mengatakan dirinya tidak tahu apa isi pertemuan yang dilakukan oleh ipar dan keponakannya tersebut. JK pun mempersilahkan siapapun untuk menyelediki pertemuan tersebut.

"Ah saya tidak tahu, dua-duanya pengusaha. Masa tidak boleh. Selidiki aja, bagus itu. Makin diselidiki makin baik buat dunia ini berkembang," tantang bekas Ketua Umum DPP Partai Golkar ini. Baca: Freeport Dekati JK Melalui Aksa dan Erwin untuk Dapat Perpanjangan Kontrak

Anehnya jika dalam kasus Setya Novanto dan Maroef Syamsuddin, JK meminta agar kasus itu dibuka seterang-terangnya dan meminta Setya Novanto untuk mundur, tapi dalam terkait pertemuan ke Aksa Mahmud dan Erwin Aksa ini sikap JK justru berbeda 80 derajat dan malaj meminta publik agar jangan terlalu mudah curiga jika ada pengusaha asing bertemu dengan pengusaha lokal.

"Masa pengusaha Amerika tidak bisa bertemu pengusaha Indonesia. Masa dalam Amerika saja," tandasnya. 

Editor: Surya