Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pasien Diabetes Harus Banyak Minum Air Jika Ingin Puasa
Oleh : Dodo/detikhealth
Selasa | 02-08-2011 | 13:48 WIB
drinking-water.jpg Honda-Batam

Aktivitas mengonsumsi air putih. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, batamtoday - Risiko dehidrasi rentan mengintai pasien diabetes yang sedang berpuasa. Bila ingin tetap puasa, pasien diabetes disarankan untuk banyak minum air yang diatur frekuensinya dari setelah buka puasa hingga menjelang sahur.

Tidak semua penderita diabetes diperbolehkan berpuasa karena bisa menyebabkan penurunan gula darah yang berakibat serius. Yang diperbolehkan puasa adalah yang memiliki risiko rendah, yaitu memiliki gula darah yang terkontrol, tidak mengonsumsi obat yang menyebabkan hipoglikemia (kadar gula rendah) dan tidak ada komplikasi.

Namun walaupun diperbolehkan berpuasa, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan pasien diabetes, yaitu masalah risiko dehidrasi dan hipoglikemia.

"Kadar gula yang tinggi di darah dan kencing akan membuat pasien diabetes rentan mengalami dehidrasi, apalagi saat puasa," ujar dr Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, dari Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, seperti dikutip dari detikHealth, Selasa, 2 Agustus 2011.

Jika kadar gula darah dalam tubuh seseorang tinggi, maka glukosa yang tidak bisa dimetabolisme akan ikut terbuang melalui urine. Hal ini menyebabkan urine menjadi lebih kental, sehingga membutuhkan air untuk mengencerkannya. Air yang digunakan ini diambil dari dalam tubuh, sehingga saat tubuh sedang berpuasa risikonya menjadi dehidrasi.

"Seluruh pasien diabetes yang ingin puasa harus disarankan untuk mencicil minum dari setelah dia buka puasa hingga menjelang sahur. Sedikit nggak apa-apa asal frekuensinya sering, tapi sebaiknya banyak minum," lanjut dokter yang punya hobi fotografi ini.

Selain memperbanyak minum saat buka puasa dan sahur, pasien diabetes yang ingin berpuasa juga harus selalu memperhatikan kadar gula darahnya, terutama pada hari atau minggu-minggu awal puasa.

"Di hari-hari atau minggu-minggu pertama puasa, pasien diabetes sangat rentan mengalami hipoglikemia (kadar gula darah rendah), sehingga harus rutin memeriksa kadar gula darah. Paling tidak 3 kali sehari, jam 9 pagi, 12 siang dan jam 5 sore, terutama 3 hari pertama," lanjut ahli molekuler diabetes pertama di Indonesia ini.

dr Dante juga menuturkan bahwa pasien diabetes harus memperhatikan waktu minum obatnya. Obat yang dapat menyebabkan hipoglikemia harus diminum saat buka puasa, bukan pada saat sahur.

"Dosisnya juga sebaiknya diturunkan. Kalau pasien saya biasanya diturunkan setengah dari dosis yang biasa. Dokter juga harus memantau pasiennya yang menderita diabetes," tutur dr Dante.