Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

85 TKI dari Malaysia Diamankan TNI AL
Oleh : hendra zaimi/ sn
Rabu | 27-07-2011 | 18:02 WIB
zz_tki_asli_hendra.JPG Honda-Batam

Inilah wajah-wajah sedih para TKI sepulang dari Malaysia. batamtoday/ hendra zaimi

BATAM, batamtoday - Sebanyak 85 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Johor, Malaysia, diamankan kapal patroli TNI AL Batam.

Saat itu, patroli TNI AL Batam sedang berada di perairan Batu Besar, Nongsa, Rabu, 27 Juli 2011, sekitar pukul 05.00 WIB. Saat itu petugas patroli melihat serombongan orang di dalam perahu tempel. Setelah didekati, ternyata mereka adalah para TKI. Ada 85 TKI, 14 di antaranya wanita termasuk seorang balita.

Berdasarkan informasi dari TNI AL Batam, kesemua TKI ini datang ke Batam dengan menggunakan perahu mesin 600 PK.

Mereka datang dari tiga pelabuhan tikus di Johor, Malaysia, yakni pelabuhan Rungai Rengit, Kelang dan Tiram. Selain mengamankan TKI, pihak TNI AL berhasil menangkap barang bukti sebuah perahu mesin, sedangkan tekong kapal bernama Syamsul melarikan diri.

"Sejumlah 85 TKI ini kita amankan ketika berada diperairan Batu Besar, Nongsa tadi subuh," kata seorang anggota TNI AL kepada batamtoday.

Hingga berita ini diturunkan belum ada informasi resmi yang dapat menjelaskan tentang keadaan para TKI ini dan keberadaan tekong kapal. Namun berdasarkan sumber terpercaya, para TKI ini ditahan karena masuk secara ilegal, dan selain itu tekong yang membawa mereka mengabaikan keselamatan para penumpang karena kapasitas kapal tidak sesuai dengan jumlah penumpang. "Keterangan resmi nanti akan disampaikan Danlanal," lanjut sumber tadi.

Sementara itu, Saiful, salah seorang TKI asal Madura mengatakan, bahwa mereka dikenakan tarif berkisar 400 hingga 600 Ringgit Malaysia untuk kembali ke Indonesia melalui Batam. Lebih menyedihkan lagi, para TKI ini harus berjalan dulu dari pantai menuju kapal yang akan membawa mereka ke Batam.

"Kami harus berjalan dulu dari pantai menuju kapal yang menunggu agak ke tengah laut, kami harus menyeberang ke tengah laut hingga sebatas pinggang," ujar Saiful.

Namun kisah menyedihkan itu tidak sampai disitu saja, para TKI ini harus rela berdiri di atas kapal selama lebih dari 4 jam di laut karena kapasitas kapal yang tidak memadai, dengan jumlah penumpang berlebihan. Selain itu, terpaan gelombang cukup kencang sepanjang perjalanan. "Kapok kami pulang dengan cara seperti ini, tetapi harus bagaimana lagi kalau tidak seperti ini kami tidak akan bisa pulang ke kampung halaman," jelas Saiful kepada batamtoday.

Kini, para TKI tersebut masih berada di Pos TNI AL di kawasan Pantai Stress, Sie Jodoh, Kota Batam.