Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pulbaket Dugaan Korupsi Rp3,16 M Pengairan PU Kepri Tidak Jelas
Oleh : Charles/Dodo
Selasa | 19-07-2011 | 12:13 WIB

TANJUNGPINANG, batamtoday - Diduga mengusung prinsip Asal Babe Senang alias (ABS), pengumpulan bahan dan keterangan (pulbaket) dalam rangka mengusut dugaan korupsi tiga paket proyek Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) senilai Rp3,16 milyar lebih bersumber dari APBD Provinsi Kepri tahun 2009 yang dilakukan Intelijen Kejaksaan Tinggi Kepri hingga saat mengendap serta tidak jelas.

Kendati sebelumnya, Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri Jhoni Ginting telah memerintahkan sejumlah anggotanya untuk turun ke lokasi proyek guna melakukan check on the spot sebagai bagian dari pulbaket, namun sampai saat ini sejumlah staf Intelijen Kejaksaan Tinggi Kepri itu diduga tidak pernah turun dan melakukan survey ke lokasi.

Sementara kepada wartawan, Asisten Intelijen (Asintel) Kajati Kepri M. Nasrun, Senin, 18 Juli 2011 secara tiba-tiba mengaku, kalau pihaknya telah menurunkan anggotanya, dan melakukan pengececkan terhadap proyek tersebut. Tetapi saat ditanya apa hasil dan telaah dari hasil pengecekan yang dilakukan hingga saat ini, M. Nasrun yang dikonfirmasi batamtoday "bungkam".

Sebagaimana diketahui, tiga paket proyek di Bagian Pengairan Dinas PU Kepri dengan total dana Rp3,16 milyar yang dianggarkan untuk pengadaan pipa sekunder PDAM sepanjang 2 kilometer dari Simpang Tanjung Unggat hingga Gudang Hijau, pembangunan dan pengadaan pipa sekunder sepanjang 2 kilometer di kelurahan Air Raja, serta pembuatan lima titik sumur bor di Tanjungpinang hingga saat ini tidak kunjung terwujud alias gatot (gagal total).

Kendati berdasakan laporan yang diterima DPRD Provinsi Kepri pembayaran tiga proyek ini telah dilakukan 100 persen. Namun hingga saat ini, penggunaan pipa sekunder sebesar 4 centimeter sepanjang 2 kilometer yang akan digunakan untuk menghubungkan aliran air dari pipa tersier itu tidak kunjung diserahakan Dinas PU Kepri ke PDAM Tirta Kepri.

Yang lebih parah, rencana pembuatan lima titik sumur bor di kota Tanjungpinang yang akan menjadi sumber air baku dalam mengatasi krisis air di Kota Tanjungpinang, hingga saat ini tidak berwujud dan tidak dapat digunakan masyarakat.

Berdasarkan penelusuran batamtoday, dari lima sumur bor yang akan dibangun sebelumnya, sampai saat ini  hanya tiga sumur bor yang tampak dibangun yakni dua di kawasan SMA 4 Tanjungpinang, sedangkan satu unit lagi berada di belakang sebuah SD di Jalan Senayang Sei Jang.

Sementara, tiga sumur bor sebagai sumber air baku di Kota Tanjungpinang ini juga sampai saat ini terbengkalai dan tidak dapat digunakan. Sedangkan 2 proyek sumur bor lainya hingga saat ini wujudnya tidak pernah terlihat.