Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Trafficking di Batam

Kisah Dua Gadis yang Hendak Dijual ke Singapura
Oleh : gokli/sn
Minggu | 17-07-2011 | 07:32 WIB
jamila.JPG Honda-Batam

Jamila (berbaju kuning) dan Putri (berbaju merah muda) dikerumuni warga sekitar perumahan PJB Tahap 3 Sagulung Kota. batamtoday/gokli  

BATAM, batamtoday - Dua gadis belasan tahun dibujuk di Sie Jodoh, disekap di Batuaji, dan hendak dijual ke Singapura. Kedua gadis itu, Jamila dan Putri, pintar --dapat meloloskan diri. Dan, berkat bantuan warga, pelaku trafficking digelandang ke kantor polisi hingga berujung pada penahanan.

Jamila dan Putri, korban trafficking (perdagangan manusia), hendak dijual ke Singapura, menuturkan kejadian yang dialaminya kepada batamtoday, Sabtu, 16 Juli 2011.

Ceritanya, Jamila (14) dan temannya, Tiara (18), keluar rumah pada Sabtu, 2 Juli 2011 lalu. Mereka berdua jalan-jalan ke daerah Fanindo Batuaji. Lalu, perjalanan berlanjut menuju ke sebuah taman di kawasan Sie Jodoh, menggunakan bus Dapur 12-Jodoh.

Sesampai di taman yang dituju, mereka bertemu dengan Aulia (18). Jamila baru mengenal Aulia tiga hari sebelumnya. Sementara Tiara sudah mengenal Aulia terlebih dahulu. Di taman yang sebenarnya bernama Jodoh Boulevard itu, Jamila, Tiara dan Aulia berbincang mengenai pekerjaan. Kemudian, Aulia menawari pekerjaan kepada Jamila. "Kamu mau nggak, kerja di Singapura," ujar Aulia, seperti diceritakan Jamila.

Jamila mengangguk. Seusai perbincangan itu, Aulia mengajak Jamila bertemu Roby (18), di kawasan Jodoh Center. Di rumah sewa, tempat Roby tinggal, Jamila bertemua Putri (15). Pada saat itulah Jamila berkenalan dengan Putri.

Namun, selepas itu, Tiara dan Aulia tak tampak, entah ke mana. Sebab, justru Jamila dan Putri yang didudukkan di hadapan Roby, lalu ditanyai nama lengkap, alamat lengkap dan lain-lain. Ketika itu Roby menjelaskan bahwa keterangan mengenai identitas Jamila dan Putri diperlukan untuk pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) dan paspor. Kemudian, Roby mengharuskan Jamila dan Putri menginap di rumah tersebut.

Setelah dua hari menginap di tempat tinggal Roby, Yulia Saputri datang menjemput kedua gadis ini lalu dibawa ke Dapur 12 Batuaji. Roby adalah sopirnya Yulia.

Begitu mobil yang membawa Jamila dan Putri sampai di rumah milik Yulia, Dapur 12 Batuaji, ternyata Tiara sudah berada di sana bersama dua perempuan lainnya, yang menurut cerita, sudah bersuami. Jamila dan Putri disekap di rumah milik Yulia tersebut.

Jamila dan Putri tidak diperbolehkan keluar rumah hingga hari ke-8. Namun, Jamila sempat diajak Yulia keluar dari rumah penyekapan tersebut, yakni pada hari ke-7, untuk keperluan pergi ke dukun. Jamila diajak ke Bengkong, ke rumah salah satu dukun. Di sana, dia dipasangi susuk penglaris. "Saya dipasangi enam susuk: dua di bagian wajah dan empat di bagian perut, serta diberikan satu gelang jimat," tutur Jamila.

Menurut penuturan Jamila, susuk yang dipasang di wajah ditanamkan di jidat dan dagu. Empat susuk lainnya: dua susuk ditaruh di bagian pusar dan dua susuk ditaruh di bagian perut bawah dekat kemaluan. "Jimat jangan pernah dilepas, kalau dilepas seluruh badan kamu akan gatal-gatal," kata Jamila, menirukan sang dukun.

Pada hari ke-8, Yulia bilang, mau mengajak Jamila dan Putri berbelanja baju ke mal Panbil, kawasan Muka Kuning.

Lalu, mobil jenis Mitsubisi Galant berplat BM 1926 XE yang dikendarai Yulia, membawa Jamila, Putri, Tiara, serta Rara (pacarnya Roby), melaju ke arah Sie Jodoh, Rabu (13/7/2011) malam. Sampai di Jodoh Center, mobil berhenti, lalu Yulia mengajak makan rame-rame di sebuah restoran.
 
Selesai makan, Jamila dan Putri pergi dengan alasan mau buang air kecil. Ternyata kepergian Jamila dan Putri bukanlah untuk kencing, melainkan menuju ke Jodoh Boulevard. Di sana, kedua gadis ini bertemu Buyung dan Acil. Baik Buyung maupun Acil adalah teman  Jamila yang sudah lama dia kenal.

"Kamu dari mana saja, ibumu nyariin terus!" tutur Jamila, menirukan ucapan Buyung. Kemudian Jamila meminjam handphone milik Buyung, lalu jamila menelepon ibunya, bernama Aizah (30), minta dijemput. Tetapi, sebelum ibunya datang menjemput, Jamila dan Putri sudah jalan menuju rumah orang tua Jamila, diantar oleh Buyung dan Acil.

Akhirnya, Jamila dan Putri selamat sampai rumah orang tua Jamila di Perumahan PJB Tahap III Sagulung Kota.

Rupanya, Yulia masih mencari keberadaan Jamila dan Putri, yang menghilang ketika makan bareng di Jodoh Center. Pada Kamis (14/7/2011), Yulia dan Roby datang ke rumah orang tua Jamila. Yulia mencoba membujuk agar Jamila direlakan untuk diberangkatkan ke Singapura. Aizah menolak. "Saya nggak mau anak saya dijual. Ini anak saya satu-satunya," tegas Aizah.

Masih belum kapok, pada Jum'at (15/7/2011) pukul 20.30 WIB, Yulia kembali datang ke rumah Aizah. Didampingi Roby dan Rara, Yulia meminta ganti rugi pembuatan paspor dan KTP sebesar Rp 7 juta."Kalau Jamila nggak mau ikut kami, awas kalian nanti!" gertak Yulia kepada Aizah.

Melihat keadaan demikian, suami Aizah, Abdulrahman (37), berinisiatif memanggil Ketua RT dan Ketua RW 16 Sagulung Kota. Maka, datanglah Pak RT dan Pak RW bersama puluhan warga ke rumah Aizah. Pada saat itu Pak RW 16, Fadli, mengontak Ketua RW 01, Candra. Soalnya Pak Candra inilah yang memiliki pengaruh di Sagulung Kota.

Melalui sambungan telepon, Candra berpesan kepada Fadli agar menahan Yulia dan teman-temannya tetap berada di tempat. Lalu, selang beberapa saat, Candra datang. Pada saat itulah Candra memimpin warga menggelandang Yulia, Roby dan Rara ke Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Sagulung.

Proses pun berlanjut. Kini, Yulia, Roby dan Rara sudah di sel tahanan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Batam, Rempang dan Galang (Barelang). Dan, ternyata ketiga orang tersebut adalah komplotan pelaku trafficking yang hendak menjual korbannya ke Singapura, untuk dijadikan pekerja seks komersial (PSK).