Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dianiaya, Istri Laporkan Suami ke Polisi
Oleh : Gabriel P Sara
Rabu | 17-06-2015 | 19:01 WIB
ilustrasi_kdrt.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Batam - Kumala Sari (33), warga Perumahan Permata Rabahyu Blok A nomor 12, Sagulung, terpaksa harus melaporkan TR, suaminya sendiri, ke Mapolsek Sagulung, Rabu (17/6/2015) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat membuat laporan, Sari yang datang bersama anak keduanya yang baru berusia tiga bulan lebih itu mengatakan, permasalah yang berujung dengan penganiayaan terhadap dirinya itu karena dirinya tak mau menandatangi surat pembagian warisan dari TR.

"Kami mau cerai, Pak. Jadi, suami saya itu buat surat pembagian warisan. Saya nggak mau tanda tangan. Warisan itu hasil dari jual rumah kami. Nggak terimalah saya, karena saya mikir nasib anak-anak saya ini," kata Sari saat membuat laporan di SPK Polsek Sagulung.

Menurut Sari, ketika menolak menandatangani surat itu, suaminya langsung mencekik lehernya dan membenturkan tubuhnya ke tembok. "Ini aja masih ada bekas cakaran dari suami saya (TR, red). Saat ini kami belum cerai, Pak. Hanya mau cerai sekarang. Tapi saya nggak mau pakai tanda tangan surat warisan itu," terang Sari dengan nada emosi.

Sari juga membeberkan, selama mengandung anak kedua, suaminya yang bekerja di salah satu galangan kapal daerah Tanjunguncang itu tak pernah menafkahinya. "Sejak anak saya yang kedua ini hamil, dia (TR, red) tak pernah kasih uang belanja, Pak. Susu anak saja nggak pernah dibelikannya. Nggak ada lagi dia sibuk dengan kami," tuturnya.

Perempuan yang hanya sebagai ibu rumah tangga ini menceritakan, penganiayaan itu terakhir dilakukan pada Senin (15/6/2015) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu, tiba-tiba suaminya memaksanya untuk menandatangani surat pembagian warisan. Namun, ia menolak lantaran ia memikirkan nasib anak-anak hasil dari pernikahan mareka.

Dengan melapor ke Polsek Sagulung, ia berharap pihak kepolisian bisa melindungi dan membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya itu. "Saya takut, Bang. Makanya saya melapor saja ke sini. Takut ada apa-apa sama saya dan anak-anak saya. Jadi saya harap polisi bisa membantu menyelesaikan permasalahan ini," harapnya.

Sementara itu, petugas yang menerima laporan meminta Sari untuk melakukan visum di rumah sakit terdekat guna memperkuat laporan penganiayaan tersebut. (*)

Editor: Roelan