Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Pembunuhan Istri Perwira Polda Kepri

7 Sekuriti Sempat Berunding di Pos Utama Anggrek Mas 3
Oleh : Hendra Zaimi/Dodo
Jum'at | 01-07-2011 | 18:54 WIB
sekuriti.gif Honda-Batam

Salah seorang sekuriti Anggrek Mas 3 (baju biru bertutup muka) saat rekonstruksi pembunuhan Putri Mega Umboh, Kamis, 30 Juni 2011 kemarin. (Foto: Ali)

Batam, batamtoday - Tujuh sekuriti yang telah ditetapkan pihak kepolisian sebagai tersangka karena terlibat dalam aksi pembunuhan sadis Putri Mega Umboh, istri Kompol Mindo Tampubolon Kasubnit II Reskrimsus Polda Kepri sempat melakukan perundingan pos penjagaan utama Perumahan Anggrek Mas 3, pada hari Jumat pagi, 24 Juni 2011 sebelum peristiwa berdarah itu terjadi.

Yuli (37), salah seorang tukang taman di Perumahan Anggrek Mas 3 sempat melihat ketujuh sekuriti perumahan berkumpul di pos utama perumahan pada pagi hari. Sebab tidak seperti biasanya para sekuriti berkumpul pada saat bersamaan, apalagi masing-masing sekuriti bekerja di shift berbeda.

"Saya melihat semua sekuriti berkumpul di pos depan, saya kira mungkin mereka sedang ada tugas dari perusahaan. Tetapi tidak ada dugaan atau maksud lain waktu itu, mungkin kebetulan saja mereka kumpul bersama," kata Yuli kepada batamtoday, Jumat, 1 Juli 2011.

Yuli menambahkan, pagi hari itu dirinya seperti biasa mulai mengerjakan pekerjaannya sebagai tukang taman di perumahan tersebut. Lelaki asal Jawa Tengah ini sempat melihat ketujuh tersangka berkumpul di pos penjagaan utama dan dirinya menganggap para sekuriti sedang ada tugas dari perusahaan.

"Mungkin lagi ada rapat masalah pekerjaan kali waktu itu dalam fikiran saya, setelah itu saya melanjutkan pekerjaan lain di perumahan lain," lanjutnya.

Berperilaku Arogan

Sementara itu, Haryati, seorang pemilik warung di samping Perumahan Anggrek Mas 3  menilai kelakukan para sekuriti Perumahan Anggrek Mas 3 cukup arogan, terutama kepada para pekerja bangunan di perumahan tersebut jika melakukan pelanggaran meskipun itu tidak sengaja dilakukan.

"Sekuriti di sini cukup arogan juga mas, pernah ada tukang bangunan yang tidak sengaja harus melompat pagar karena tidak tahan ini ke belakang (Buang air, Red) malah disuruh push-up di warung saya ini. Melihat orang itu saya tidak tega dan saya menangis saat itu melihatnya," ujar Haryati.

Bahkan perlakukan itu sering dilakukan para sekuriti kepada tukang bangunan di sini dulu, lanjut Haryati, namun setelah mengetahui tentang apa yang telah dibuat sekuriti saat ini sangat tidak sesuai dengan perbuatan yang dilakukan mereka saat ini.

"Mereka itu sok tegas dalam menjalankan tugas, buktinya perbuatan mereka jauh lebih jahat dari pelanggaran yang dilakukan tukang bangunan di sini. Saya sendiri tidak menyangka dengan kejadian kemarin," tukas Haryati.

Sedangkan seorang warga perumahan bernama Moni, mengatakan dirinya sangat menyesalkan perbuatan yang dilakukan oleh para sekuriti. Didepan para warga mereka kelihatan baik, buktinya sekuriti melakukan penjagaan ekstra saat bekerja dimana para tamu harus memberikan identitas yang jelas saat akan berkunjung ke perumahan itu.

"Tamu-tamu kami saja yang mau main ke perumahan ini sering komplain dengan penjagaan ketat di sini, tetapi malah mereka yang melakukan perbuatan melawan hukum. Kami warga di sini sudah tidak percaya lagi dengan sekuriti perumahan," kata Moni.