Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Arab Saudi Resmi Stop Datangkan TKI
Oleh : magid
Kamis | 30-06-2011 | 11:18 WIB
sau_maids.jpg Honda-Batam

Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi

Riyadh, batamtoday - Pemerintah Arab Saudi secara resmi mengumumkan tidak akan lagi mempekerjakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terutama untuk sektor informal, pembantu rumah tangga. Karena itu, Arab akan memberhentikan semua penerbitan visa kerja bagi calon tenaga kerja informal asal Indonesia. Ketentuan tersebut akan diterapkan mulai Sabtu, 2 Juli 2011 mendatang.

Demikian dikutip batamtoday dari laman Arab News, Kamis, 30 Juni 2011.

"Kementerian Tenaga Kerja akan berhenti mengeluarkan visa kerja bagi pekerja rumah tangga untuk Filipina dan Indonesia dari Sabtu (2 Juli)," kata Hattab Bin Saleh Al-Anzi, juru bicara dari Departemen Tenaga Kerja.

Al-Anzi mengatakan bahwa agen perekrut di Arab Saudi akan merekrut pekerja domestik termasuk pembantu rumah tangga dari berbagai negara selain Indonesia dan Filipina. Keputusan kementerian lainnya datang setelah beberapa "negara pengekspor tenaga kerja" menyatakan minatnya untuk mengirim pembantu rumah tangga ke keluarga Saudi.

Larangan perekrutan tenaga kerja asal Indonesia akan dilakukan secara ketat.

Sementara itu, pemerintah Indonesia sebelumnya mengatakan sedang mempertimbangkan untuk melarang warganya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi. Terlebih setelah pemenggalan kepala seorang pembantu bersalah membunuh majikan Saudi itu awal bulan ini.

"Jakarta mengatakan bahwa larangan tersebut akan berlaku 1 Agustus dan tetap di tempat sampai pemerintah Saudi setuju untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk melindungi hak-hak pekerja Indonesia, hanya saja pemerintah Arab mengatakan Kementerian Tenaga Kerja telah bekerja dengan negara-negara lain untuk memenuhi kekurangan diharapkan dari penghentian perekrutan dari Indonesia," tulis laman Arabnews.com.

Arif Jamal, agen perekrutan yang kembali dari Indonesia pekan lalu, mengatakan keputusan Saudi untuk menghentikan pemberian visa bagi pekerja migran perempuan Indonesia akhirnya akan menutup semua pintu perundingan.