Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tenaga Pengajar Dipolisikan Orang Tua Siswa, Kepala SMP Negeri 9 Batam Sebal
Oleh : Gokli
Kamis | 23-10-2014 | 13:24 WIB
smp-9-batuaji.jpg Honda-Batam
SMPN 9 Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepala SMPN 9 Batam, Zurnelis mengaku sebal mengetahui dua tenaga pengajar di sekolah tersebut dipolisikan salah satu orangtua siswa dengan tuduhan penganiayaan.


"Kami tak pernah lakukan pemukulan kepada siswa. Saya rasa orangtua siswa itu terlalu membesar-besarkan," kata dia, dikonfirmasi Kamis (23/10/2014) siang.

Informasi yang dihimpun, seorang siswa kelas VIII, Hario Abdul Azis (14) dipukul dua orang guru di SMPN 9 Batam, masing-masing Rahmadhanu (koordinator laboratorium Teknologi Informasi Komputer), dan Ipisaldi (Pembina Rohis sekaligus guru Agama Islam) pada Selasa (21/10/2014). Pemukulan itu dilakuan karena Hario Abdul Azis kepergok mencuri besi dari sekolah tersebut pada Minggu (19/10/2014) siang.

Hario sapaan dari Hario Abdul Azis, memberikan keterangan yang berbelit-belit kepada guru saat ditanyai maksud dan tujuannya mengambil besi dari sekolah. Tak hanya alasan yang berbelat-belit, Hario juga membawa orang luar untuk masuk ke SMPN 9 Batam untuk mengambil besi.

"Kalau dipukul pakai kertas memang ada, tapi bukan dianiaya. Kami tak ada niat jahat sama Hario. Harapan kami, Hario bisa lebih baik dan tidak mengulangi perbuatannya," jelas Zurnelis, yang diamini beberapa guru saat ditemui di SMPN 9 Batam.

Masih kata Zurnelis, pihaknya sudah memanggil orangtua Hario untuk mencari solusi menganai perbuatan Hario. Sebab, menurutnya karakter Hario masih bisa dibina untuk lebih baik. Hanya saja, harapan guru di SMPN 9 Batam ini malah berujung ke Polisi.

"Masa hanya dipukul pakai kertas dibilang penganiayaan. Pihak sekolah juga mau lapor balik lah, kalau memang tak ada lagi upaya menyelesaikan secara kekeluargaan. Yang pasti guru saya tak ada lakukan penganiayaan kepada siswa," ungkap dia.

Di tempat yang sama, Ramadhanu salah satu guru yang dilaporkan orang tua Hario, membantah melakukan penganiayaan. Menurutnya, Hario dipukul hanya menggunakan kertas saja.

"Hanya dipukul pakai kertas aja, masa itu dibilang penganiayaan," kesalnya.

Kendati dilaporkan ke Polisi, Ramadhanu mengaku tidak akan menaruh dendam kepada siswa tersebut. Bahkan, mereka juga masih berniat untuk mendidik Hario sama seperti siswa lainnya.

"Tak mungkinlah, guru dendam sama siswa. Kami tetap akan perlakukan dia sama seperti siswa lainnya," tutup dia.

Editor: Dodo