Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Oknum Polisi Diduga Terlibat

Polresta Tanjungpinang Enggan Tindak Penyeleweng BBM Subsidi
Oleh : Charles/TN
Selasa | 14-06-2011 | 10:05 WIB
mobi_isi_bbm.JPG Honda-Batam

Diduga Terlibat - Tampak oknum polisi tengah mengisi BBM di sebuah lokasi penambangan Bauksit, diduga sang oknum tahu belaka kalau BBM solar di pertambangan tersebut dipasok secara ilegal oleh para pemain solar di Tanjungpinang dan Bintan. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Foto: Charles).

Tanjungpinang, batamtoday - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Tanjungpinang menjadi serba salah dalam penegakan hukum atas para spekulan BBM bersubsidi jenis solar di wilayah hukumnya, karena selain ada keterlibatan oknum TNI, ternyata dicurigai ada juga oknum perwira di Polresta Tanjungpinang yang turut bermain dalam kegiatan penyelewengan solar ini.

Akibatnya, kelangkaan BBM jenis solar dan premium di Tanjungpinang semakin parah yang itu ditandai makin panjangnya antrian kendaran setiap hari di setiap SPBU di Kota Tanjungpinang

Sebagaimana diberitakan batamtoday sebelumnya, modus peyelewengan BBM bersubsidi di Tanjungpinang, dilakukan oleh kelompok tertentu secara terkoordinir dan melibatkan oknum Polisi dan TNI sebagai backing. BBM bersubsidi yang diselewengkan itu ditengarai dijual ke sejumlah pertambangan yang ada di Tanjungpinang.

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh batamtoday, modus oprandi yang dilakukan kelompok pencuri BBM ini, dilakukan dari setiap SPBU yang ada di kota Tanjungpinang, dengan menggunakan kendaraan pelangsir baik roda empat maupun roda  enam, yang tanki minyaknya telah dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga mampu memuat BBM dalam volume besar.

"Ada sejumlah mobil yang tanki-nya sudah dimodifikasi dan melakukan pengisiaan BBM bersubsidi secara bergantian di SPBU, baik di Tanjungpinang maupun Bintan," kata sumber yang namanya enggan dituliskan pada batamtoday, Senin, 13 Juni 2011.

Sejumlah mobil dan dan truk serta taksi, yang sudah dimodifikasi tankinya diketahui sering melakukan pengisian BBM secara bergantian di SPBU di kota Tanjungpinang itu berdasarkan identifikasi sumber adalah mobil bernomor polisi BP 8515 BA berjenis pick-up, BP 8241 BU berupa truk, BP 1102 BN dan BP 1815 EW berupa taksi dan BP 1014 yakni Daihatsu Taft Hiline.  

Ada juga Mobil milik oknum TNI dengan Plat nopol BP.8234 OI, Bp,1061 TB Phanter biru, BP.8615 TA lorry Kuning, BP.9261 TA Pic-up, Mobil BP.1086 BA, BP.1845, BP,9786, BP.1406, BP.1406, BP.1132, BP.1412 dan BP.1095.BP.1318, BP.8389, BP.1061 TB, serta BP.1139 BV, BM.1815 EW, serta BP.1138 BY.  

Selanjutnya, tambah sumber, BBM yang diambil dan disi di sejumlah SPBU ini, dikumpulkan disebuah Banker, sebagai tempat penimbunan. Selanjutnya, melalui mobil tertentu, minyak subsidi yang dicuri ini kemudiaan didistribusikan kesejumlah penampung BBM illegal.

"Yang paling banyak menggunakan BBM illegal ini, adalah pertambangan bauksit, untuk operasioanl kendaraan mereka seprti truck,"ungkap Sumber lagi.  

ebagaimana diakui Kapolres Tanjungpinang, AKBP Suhendri sebelumnya, kelangkaan solar di Tanjungpinang disebabkan penyelewengan dan permainan spekulan BBM, dengan modus memodifikasi Tanki mobil yang melakukan pengisiaan BBM di SPBU. Polresta Tanjungpinang beberapa kali sudah melakukan penangkapan, namun belum juga diproses.

Alasan kasus masih terus didalami, seperti yang disampaikan Suhendri beberapa waktu lalu, menurut sumber, adalah alasan normatif belaka. Namun yang sebenarnya terjadi adalah, pihak Polresta merasa kagok, karena ada oknum perwira di Polresta Tanjungpinang yang juga turut 'basah' dalam penyelewengan BBM bersubsidi tersebut.

"Para pemain solar itu tinggal tunjuk hidung, koq, itu anggota bapak juga terlibat, harus ditindak juga, biar fair," kata sumber.

Sementara itu Kabag Ops Polresta Tanungpinang, Kompol PR Purboyo, ketika dikonfrimasi terkait dugaan adanya oknum polisi di Polresta Tanjungpinang yang terlibat dalam permainan BBM bersubsidi,  belum bersedia memberikan konfirmasi. Telepon maupun SMS yang disampaikan batamtoday, kemarin malam, Senin 13 Juni 2011, tidak dijawab yang bersangkutan.