Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Obat Antimalaria Bisa Lebih Manjur Sembuhkan Kanker Daripada Kemoterapi
Oleh : Redaksi
Sabtu | 13-09-2014 | 14:11 WIB
Anti_malaria_drug_could_reverse_cancer_growth_-_fly_eyes.jpg Honda-Batam
Gambar mikroskopik dari mata lalat buah yang menunjukan mutasi sel berwarna biru dan merah, yang menyembuhkan dan membalikan sel kanker di mata lalat buah itu. (Foto: ABC)

BATAMTODAY.COM - SEBUAH penelitian di Australia secara tidak sengaja mendapati kalau obat antimalaria umum, Chloroquine, ternyata berpotensi menyembuhkan kanker. Penelitian ini menemukan kalau obat antimalaria itu mampu membalikkan pertumbuhan sel kanker pada lalat buah yang mereka gunakan dalam percobaan menjadi normal kembali.

Pakar dari Pusat Kanker Peter MacCallum di Melbourne mengatakan, percobaan yang mereka lakukan di laboratorium berhasil menemukan mutasi yang serupa dengan mutasi yang dibutuhkan parasit malaria untuk bisa berkembang biak. Professor Helena Richardson mengatakan pemberian obat antimalaria umum ternyata bisa membalikkan mutasi sel kanker.

"Penemuan ini sangat menggembirakan dan sangat kebetulan juga," katanya.

"Kami sedang mempelajari betapa pentingnya protein dalam proses pembentukan sel," imbuhnya.

"Kami menemukan kalau mutasi di dalam protein tersebut merupakan hasil dari  pengaturan ulang komunikasi antar sel.

"Dari proses menganalisa apa yang sebenarnya terjadi kami mendapati kalau ternyata ada keterkaitan antara apa yang sesungguhnya terjadi di dalam sel kanker ini dan apa yang dibutuhkan agar parasit malaria mampu bertahan di dalam sel darah manusia."

Profesor Richardson mengatakan para peneliti kemudian mengobati sel kanker di bagian mata lalat buah itu dengan obat antimalaria umum, Chloroquine. "Kita menemukan setelah kita obati lalat buah itu dengan obat antimalaria, ternyata obat itu mampu membalikkan keadaan sel kanker yang berkembang di bagian mata lalat buah tersebut, dan sel kanker itu kembali normal lagi," katanya.

"Sehingga temuan ini merupakan temuan yang sangat hebat."

Lalat buah jenis Drosophila melanogaster  yang digunakan dalam uji coba pengobatan ini, berbagi sekitar 70 persen dari gen manusia penyebab kanker. Profesor Helene Richardson sekarang berharap dapat  melanjutkan percobaan yang dia lakukan dengan metode ini pada manusia untuk melihat apakah obat antimalaria memiliki efek yang sama.

"Mengingat obat  ini terbilang aman dan telah digunakan luas untuk mengobati pasien malaria, kita bisa dengan mudah menggunakan obat ini dan jika kita menemukan semacam pola yang sama yakni dapat mengubah sel kanker pada manusia, maka kita bisa mengobati manusia dengan obat ini," katanya.

Dia menambahkan jika ternyata obat ini ampuh mengobati sel kanker, maka bisa menjadi sarana pengobatan yang lebih mampu menyasar sel kanker ketimbang kemoterapi. "Pada model lalat buah kami didapati kalau ternyata obat ini tidak secara dramatis mempengaruhi sel-sel tubuh lain yang normal, jadi hanya bekerja pada sel yang menyebabkan kanker saja," katanya.

"Jadi jika obat ini bisa secara spesifik menyasar pada sel kanker dan tidak mempengaruhi sel yang normal maka pengobatan ini akan dapat memberikan keuntungan yang luar bisa melebihi kemoterapi yang merupakan metode pengobatan yang sangat kasar karena merusak semua sel didalam tubuh," tegasnya. (*)

Sumber: ABC