Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Picu Kerusakan Terumbu Karang

Rokhmin Tuding Singapura Sering Buang Limbah B3 di Perairan Batam
Oleh : Ali / Dodo
Selasa | 07-06-2011 | 17:20 WIB
Rokhmin-Dahuri.gif Honda-Batam

Tuding Singapura - Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Rokhmin Dahuri menuding Singapura sering melakukan pembuangan limbah B3 di perairan Batam yang berimbas pada rusaknya ekosistem terumbu karang. (Foto: Istimewa)

Batam, batamtoday - Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan era Presiden Megawati Soekarnoputri menuding Singapura sering membuang limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sehingga diperlukan pengawasan yang intensif oleh Angkatan Laut, Polisi Perairan dan instansi Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian (KP2) Kota Batam.

"Tindakan ini sudah tindakan kriminal yang dapat membunuh secara perlahan kepada ekosistem laut dan berdampak pada kehidupan penduduk setempat. Pembuangan limbah sering dilakukan pihak Singapura di perairan Batam, Tanjungpinang maupun Karimun," kata Rokhmin Dahuri yang juga selaku Staf Ahli Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, saat acara Workshop Dukungan Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kota Batam dan Sosialisasi UPTD Kawasan Konservasi Laut Daerah, Gedung Graha Pena, Selasa, 7 Juni 20011.

Rokhmin mengatakan dampak dari pembuangan limbah itu berakibat pada rusaknya ekosistem terumbu karang di dasar perairan Batam, Tanjungpinang dan Karimun.

Kebanyakan, lanjut Rokhmin, jenis limbah B3 yang dibuang secara serampangan itu berupa sludge oil, sehingga diperlukan penanganan dan pengawasan dari pihak-pihak terkait terhadap terumbu karang tersebut.

Sementara itu, Suhartini, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian (KP2) Kota Batam mengatakan untuk mengantisipasi kerusakan terumbu karang pihaknya telah membuat program penyelamatan terumbu karang sejak tahun 2004 dan terus berlangsung pada 2011 ini hingga tahun 2013 mendatang.

Program penyelamatan ini dilakukan mengingat terumbu karang saat ini menjadi tumpuan ekosistem dasar laut semakin punah karena banyaknya aktivitas yang berujung pada rusaknya salah satu pendukung keindahan lanskap dasar laut ini terutama di sekitar perairan Batam yang banyak ditemukan rusak.

"Terlebih pada 2010 lalu Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Terumbu Karang Internasional, sehingga melalui moment itu kita perlu menjaga dan meningkatkan pertumbuhan terumbu karang yang menjadi pertumbuhan ekosistem laut," ujar Suhartini.

Sedangkan Rudi, Wakil Wali Kota Batam mengatakan, lautan di wilayah Kepri lebih luas dari pada daratan, di mana lautan di Kepri seluas 62 persen serta luas daratan terdiri 38 persen dan terbagi 329 pulau besar dan kecil, sehingga keberadaan terumbu karang perlu dilestarikan.

"Di antara 62 persen itu merupakan wilayah laut yang berada di Batam, sehingga terumbu karang dapat dijadikan tonggak pertumbuhan ekonomi bagi nelayan yang menjadikan sumber kemakmuran, sehingga perlu dilakukan pengawasan terhadap ekosistim laut ini," pungkas Rudi singkat.