Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ditopang Oleh Membaiknya Pertumbuhan Ekonomi

Analis Perkirakan Indeks Akan Menyentuh Level 4.000
Oleh : sumantri
Senin | 06-06-2011 | 09:45 WIB
IHSG_Diprediksi_4000.jpg Honda-Batam

Sejumlah analis memperkirakan ihsg akan menyentuh level 4.000 karena di topang pertumbuhan ekonomi yang tampak signifikan

Batam, batamtoday - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melaju ke level 4.000 pada semester kedua 2011. Hal ini ditunjang dari pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai di atas 6% dan inflasi terkendali. Pengamat pasar modal Steve Susanto, dalam keterbukaan informasi IDX menuturkan, pihaknya optimis dengan kondisi pasar modal Indonesia dan IHSG akan berada di level 4.000 pada semester kedua 2011.

"Ada tiga faktor dalam negeri yang mempengaruhinya antara lain pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan dapat mencapai di atas 6%. Kedua, inflasi tidak akan melonjak di atas 6%, dan ketiga inflasi yang terkendali membuat Bank Indonesia (BI) akan tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 6,75%. Sedangkan faktor global yang mempengaruhi pasar modal Indonesia pada semester kedua antara lain pertama ekonomi Amerika Serikat dan Jepang yang belum pulih. Ekonomi Jepang dan Amerika Serikat yang masih berantakan membuat Indonesia masih akan menjadi tempat menarik untuk investasi. Aliran dana asing masih akan masuk ke Indonesia," ujar Steve, saat dalam keterbukaan informasi, Senin, 06 Juni 2011.

Menurut Steve, IHSG masih dipengaruhi faktor global. IHSG masih ditentukan dari sentimen global sekitar 50%. Adapun faktor yang harus diperhatikan antara lain permasalahan utang Yunani, apakah Uni Eropa dapat mengatasi masalah utang Yunani.

"Yunani membutuhkan dana 600 miliar euro, apabila obligasi Yunani default maka akan berimbas ke global. Selain itu kemelut Timur Tengah seperti di Suriah juga akan memberikan sentimen," tutur Steve.

Steve menambahkan, hal yang harus diperhatikan pelaku pasar yaitu perekonomian Amerika Serikat belum pulih karena indeks manufaktur menurun, tingkat penyerapan tenaga kerja sektor swasta rendah.

Bila perekonomian ekonomi Amerika Serikat masih melemah sehingga memberikan sentimen negatif di pasar global dan tingkat penggangguran tinggi serta lembaga peringkat Moody's memberikan outlook negatif terhadap Jepang sehingga akan sulit mencari dana maka hal itu memberikan sentimen negatif terhadap bursa saham global.

"Apabila beberapa faktor global tersebut terus bertahan maka akan mempengaruhi kenaikan harga minyak. Kenaikan harga minyak dapat mencetus inflasi terutama di Indonesia sehingga mempengaruhi pasar global," kata Steve.

Hal senada dikatakan pengamat pasar modal Felix Sindhunata, untuk faktor domestik meski inflasi masih baik tetapi harus diperhatikan. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi pasar modal pada semester kedua 2011 antara lain perekononomian Amerika Serikat yang belum kuat dan krisis utang di Eropa. Felix memprediksikan, IHSG berada di level 4.000 pada semester kedua 2011.

"Meski ekonomi Amerika Serikat masih lambat tetapi masih tetap dalam line pemulihan. Eropa walaupun krisis utang masih jauh dari penyelesaian tetapi tidak akan memberi goncangan ekonomi seperti 2008," tambah Felix.

Selain itu, Felix menambahkan, limit pagu utang di Amerika Serikat akan ada penyelesaian dan tidak akan menggangu proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat.

Head of Research PT Sinarmas Sekuritas Jeff Tan menuturkan, kondisi pasar modal akan rawan dan cenderung volatile pada semester kedua 2011. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain kebijaksanaan moneter quantative easing akan segera selesai pada Juni dan pelemahan laju pertumbuhan ekonomi China dan India.

"Semester kedua akan lebih volatile apalagi valuasi pasar sudah premium dan rawan profit taking tapi ada kemungkinan IHSG akan berada di level 4.000," tutur Jeff.

Untuk sektor saham yang masih menarik pada semester kedua 2011, Jeff merekomendasikan sektor saham semen. Dengan program infrastruktur yang diperkirakan akan bagus pada semester kedua 2011 juga akan mendorong sektor saham semen. Sedangkan Steve menuturkan, sektor saham pertambangan masih menjadi pilihan pelaku pasar.