Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Resep Hidup Satu Abad Lebih dan Tetap Sehat dari Pakistan
Oleh : Redaksi
Senin | 11-08-2014 | 12:45 WIB
hafezullah.jpg Honda-Batam
Hafeezullah yang terlihat masih sehat meski berusia seabad lebih. (Foto: Deutsche Welle).


BATAMTODAY.COM - Usianya boleh lebih dari seabad, tapi Hafeezullah masih pergi kerja setiap hari. Berbekal tongkat, ia bertani di Lembah Neelum, Pakistan, seperti halnya ketika negerinya masih dijajah Inggris.

Pakistan termasuk dalam salah satu negara terparah di dunia bagi warga lanjut usia. Global Age Watch Index yang disponsori PBB menyebut negara itu tidak cukup memberi rasa aman dan kebebasan bagi warga berusia 60 tahun lebih. 

Namun puluhan warga berusia lebih dari seabad seperti Hafeezulah yang tinggal di wilayah pelosok Kashmir melawan tren itu. Umur panjang bagi mereka didapat berkat gaya hidup sederhana di wilayah pegunungan.

Berlokasi di Lower Himalayan Range, Lembah Neelum terdiri dari sungai sepanjang 200 kilometer dan menjadi rumah bagi beberapa pemandangan paling spektakuler di muka bumi. Pegunungan terjal berpucuk salju, air-air terjun dan lahan hijau mengelilingi desa Chattah yang menjadi tempat bermukimnya puluhan lelaki dan perempuan yang mengaku berusia lebih dari 100 tahun.

Hafeezullah mengatakan, dirinya berusia 132 tahun, yang akan membuatnya orang tertua di dunia -namun Otoritas Registrasi dan Bank Data Nasional Pakistan (NADRA) menyatakan Hafeezullah kemungkinan besar berusia 107 tahun. Hafeezullah menyebut diet sehat yang mencakup produk-produk segar dan terkadang daging sebagai alasan di balik umurnya yang panjang.

"Dulu kami makan sayur-mayur dan polong-polongan. Kami kubur sayuran kering ke dalam tanah pada musim dingin, lalu menggali dan memakannya ketika musim panas," ujarnya merujuk pada sistem alamiah membekukan produk makanan di bawah tanah yang tertutup salju.

Hafeezullah telah ditinggal mati oleh tiga istri, dan istri keempatnya, Issem Jan, mendedikasikan diri untuk membantu suaminya hidup selama mungkin. "Saya lakukan segalanya untuknya. Saya mengurus semuanya untuknya," ungkap sang istri yang berusia 70 tahun sembari memijat kaki suaminya.

Chattah dan desa-desa lain disekitarnya terletak 2.000 meter di atas permukaan laut dan terisolasi dari wilayah lainnya di Pakistan selama hampir 6 bulan setiap tahun akibat salju. Ketinggian juga meningkatkan produksi sel darah merah dalam tubuh, dan udara segar di Chattah terbebas dari polusi yang mencekik di kota-kota besar Pakistan.

"Petani masih menggunakan kerbau untuk menggemburkan sawah. Ini adalah sistem lama agrikultur," kata kepala desa Abdul Khaliq yang berusia 75 tahun. 

Ia menambahkan, lelaki dan perempuan muda bangun pukul empat pagi setiap hari dan bekerja hingga matahari tenggelam, menyibukkan diri dengan memotong kayu, pekerjaan tukang kayu dan merawat hewan ternak -faktor lain yang berkontribusi bagi kesehatan mereka yang baik.

Mohammad Shapal Khan, pekerja senior NADRA, menerangkan bahwa baru 60 persen dari total populasi Lembah Neelum yang terdata -tapi setiap desa di lembah itu memiliki belasan atau lebih orang yang berusia 90-an tahun atau seratus lebih. Sebagai perbandingan, rata-rata harapan hidup di Pakistan adalah 64 tahun bagi lelaki dan 66 tahun bagi perempuan menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Sabat Khan, warga lokal lainnya yang mengaku berusia 102 tahun namun tercatat secara resmi berusia 92 tahun, menilai kampung halamannya yang indah dan kenyataan dirinya jarang sakit sebagai pangkal umur panjang.

"Ini berkat anugerah Tuhan bahwa saya sehat," ucapnya, dikerubungi oleh banyak cucu. "Saya jarang sekali sakit dan sekarang saya sudah baya." (*)

Sumber: Deustche Welle