Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terapi Anak Autistik, Disleksia, dan ADD di Singapura Dibiayai
Oleh : Redaksi
Sabtu | 12-07-2014 | 08:31 WIB

BATAMTODAY.COM, Singapura - Anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah yang memiliki gangguan belajar seperti autisma, disleksia dan gangguan pemusatan perhatian (ADD), akan segera mendapatkan terapi bersubsidi di bawah program baru yang akan diujicobakan di distrik North East.

Proyek Neu-Life oleh Kampung Senang Charity and Education Foundation itu adalah salah satu dari empat proyek inovasi sosial yang dipilih untuk menggulirkan pendanaan di bawah North East Social Innovation Fund. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi 25 anak dari keluarga berpenghasilan rendah -usia 6 sampai 18 tahun - selama enam bulan dari 1 Oktober.

Dikutip dari ChannelNews Asia, setiap anak akan menjalani terapi neurofeedback di mana otaknya akan dilatih untuk mengatur diri sendiri melalui getaran sel otak, membantu dia untuk lebih fokus. Selain itu juga menggunakan metode non-invasif tidak melibatkan obat-obatan.

"Anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa mendapatkan kekerasan setiap saat dan masyarakat mungkin bisa salah paham tentang mereka. Terapi neurofeedback akan membantu melatih otak anak untuk menjadi lebih cerah dan lebih fokus, mengurangi masalah sosial seperti kekerasan," kata Joyce Lye, 62, pendiri yayasan.

"Program ini adalah tentang meningkatkan kualitas hidup anak, menjadi mandiri dan terjangkau untuk masyarakat umum. Sering kali, keluarga ini mencarikan terapi karena mereka tidak mampu membayarnya," imbuhnya seraya mencatat bahwa beberapa orang tua tunggal dari keluarga berpenghasilan rendah terpaksa harus meninggalkan pekerjaan mereka untuk merawat anak-anak mereka.

Lye mengatakan, terapi untuk anak-anak dengan gangguan belajar, yang lebih populer di Eropa dan Amerika Serikat, bisa sangat mahal. Dia mencontohkan, program terapi di Orchard dan Tanglin Road yang menargetkan ekspatriat membayar hingga Sing $150 atau sekitar Rp1,5 juta per sesi.

Di bawah Neu-Life, keluarga berpenghasilan rendah dapat menikmati harga subsidi dari Sing $50 sekitar Rp480 ribu atau kurang per sesi, dan bahkan yayasan siap untuk memberikan layanan gratis kepada keluarga yang tidak mampu membayar biayanya.

"Jika anak dapat merawat dirinya sendiri dan menjalani hidup sendiri, pengasuh mereka bisa kembali bekerja. Kami berharap dapat menyediakan lebih dari program ini di masa mendatang," kata Lye.

Program Neu-Life adalah salah satu dari empat proyek inovatif yang telah dipilih untuk menerima bantuan dana hingga Sing $10.000 melalui North East Social Innovation Fund. Ini didirikan untuk mendorong individu dan usaha sosial untuk mengembangkan program-program untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung. (*)

Editor: Roelan