Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jerit Tangis Mengiringi Penguburan Maskurun Khofifah

Kenapa Mama Dikubur...
Oleh : Riky Rinovsky/TN
Senin | 30-05-2011 | 07:39 WIB
awang2.gif Honda-Batam

Awang (5) berbaju koko digendong tantenyaa, Siti Batitah, menjauh dari prosesi penguburan mamanya, Maskurun Khofifah di TPU Taman Bahagia. Berdiri disamping, Ani (9), anak pertama dri almarhumah. (Foto: Riky Rinovsky).

Natuna, batamtoday - Kenapa mama dikubur...kenapa mama dikubur.....begitu pertanyaan lugu yang keluar dari mulut Awang, ketika anak lima tahun ini melihat ibunya, Maskurun Khofifah (36), sedang dimasukan ke liang lahat dalam prosesi penguburan di TPU Taman Bahagia, Bunguran Timur, Natuna, Kamis, 25 Mei 2011.

Ketika jenazah yang terbungkus kain putih itu diturunkan, dan doa-doa dikumandangkan, Awang tiba-tiba menjerit histeris dan meronta-ronta dari gendongan tantenya dan minta mamanya supaya jangan dikubur.

"Jangan tanam mama....jangan tanam mama...." teriak anak kedua dari almarhum Maskurun ini dengan airmatanya terurai di kedua pipinya.

Jangan tanam mama, jangan tanam, terus dia menjerit, hingga di kejauhan, karena kemudian dia dijauhkan oleh tantenya dari prosesi penguburan.

Air mata mengembang  tampak pada beberapa pelayat, kerabat dan tetangga yang ada di sisi kuburan Maskurun Khofifah, dan dapat merasakan kesedihan yang dialami si kecil Awang, yang memang belum mengerti apa arti kematian bagi anak sekecil itu. Apa lagi soal, mengapa dan bagaimana sang mama menemui ajalnya.

Maskurun Khofifah ditemukan tewas tergantung di lantai dua rumahnya di Wisma Mira jalan Datuk Kaya, Bunguran Timur, Natuna, pada Selasa tengah malam, 23 Mei 2011. Saat diturunkan pada tubuh korban ada luka lebam membiru pada bagian dadanya dan tanganya.

Warga sekitar tidak yakin kalau korban meninggal karena bunuh diri, dan warga sama sekali tidak percaya dengan omongan sang suami, A Lai(56) yang pertama kali menemukan mayat korban tergantung, dan mengatkan istrinya bunuh diri.

Paman korban, Sugiat (44), yang diberitahu A Lai dan juga membantu menurunkan mayat ponakanya dari tiang gantungan, adalah saksi mata yang melihat keganjilan pada tali simpul yang menjert leherv korban.

"Tali simpul itu longgar, tidak mungkin orang mati dijerat dengan tali simpul longgar,"kata Sugiat kepada batamtoday di rumah duka Rabu 24 mei 2011. Pernyatan Sugiat juga didengar para tetangga dan juga pihak aparat keamanan dari Babinsa Kabupaten Natuna.

Namun hingga kemarin, Minggu, 29 Mei 2011, pihak Polresta Natuna belum juga menetapkan A Lai sebagai tersangka, dan juga belum menahan yang bersangkutan. A Lai, mantan tentara AL Singapura itu masih tampak bebas tinggal di rumahnya di Wisma Mira. Kemarin, batamtoday melihat yang bersangkutan sedang asyik ngobrol dengan para tetanggaya.

Kasat Reskrim Polres Natuna, AKP Ronald Simanjuntak kepada batamtoday mengatakan, pihaknya akan menjerat A Lai dengan pasal-pasal KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) dan tidak akan menggunakan pasal-pasal pembunuhan.

"Kita akan jerat dengan pasal-pasal KDRT, kalau dijerat dengan pasal pembunuhan, kita kekurangan alat bukti," kata Ronald. Namun demikian, anehnya, A Lai belum juga ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka.

Jangan tanam mama...jangan tanam (kasus) mama (Maskurun Khofifah)....