Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terkait Kelangkaan Solar di Batam

Ahmad Dahlan: Pertamina Jangan Hanya Duduk di Belakang Meja
Oleh : Ali/Hendra Zaimi/TN
Jum'at | 13-05-2011 | 17:35 WIB
Walikota_Batam_Ahmad_Dahlan.JPG Honda-Batam

Walikota Batam, Drs Ahmad Dahlan (Foto: btd).

Batam, Batamtoday - Terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi jenis solar di Kota Batam, nampaknya menyulut komentar tajam dari Walikota Batam, Ahmad Dahlan, dan dia mengkritik keadaan ini akibat tidak adanya pengawasan ekstra dari pihak Pertamina.

Pertamina seharusnya melakukan pengawasan ekstra baik di darat maupun di laut, dan tidak hanya duduk di belakang meja saja.

"Pertamina harus turun  ke lapangan dan melakukan pengawasan ekstra. Jangan hanya duduk di belakang meja," tandas Dahlan pedas usai dirinya meresmikan Kantor Cabang Pembatu BNI di Botania, Batam Center, Jumat, 13 April 2011.

Dahlan juga menilai, kelangkaan ini akibat adanya permainan mafia solar di Batam, dan pihak pertamina seharusnya adalah pihak yang pertama kali mengetahui situasi ini.

"Pertamina seharusnya adalah pihak pertama yang paling mengetahui, mengapa kelangkaan ini bisa terjadi. Kalau memang ada permainan mafia solar, tapi kalau Pertamina melakukan pengawasan ketat, paling tidak kan mereka (mafia solar) tidak akan terlalu leluasa," kata Dahlan.

Pertamina, tambahnya, harus tahu kemana saja solar yang didistribusikanya, jadi yaa, harus turunlah, jangan di belakang meja doang, tegasnya.

Belakangan ini memang terjadi kelangkaan solar di Kota Batam. Harga Solar yang sebenarnya hanya Rp4.500 per liter tiba-tiba saja melonjak hingga dua kali lipat lebih harganya mencapai Rp9.500 per liter.

Kelangkaan solar ini diduga kuat karena adanya praktek mafia solar yang  dibekingi sejumlah aparat keamanan seperti TNI AL, Ditpolair Polda Kepri, Pejabat Pertamina, bahkan pejabat Pemerintah Kota Batam sendiri.

Kecurigaan ini disampaikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Insan Pers dan Aktivis (FIPA) kepada sejumlah wartawan di salah satu hotel di bilangan Nagoya, Kamis, 12 Mei 2011.

Ketua Umum FIPA, Trijono Herry Soepono, yang melontarkan kecurigaan ini bahkan mengaku mengantungi sejumlah nama oknum aparat yang terlibat dalam pembekingan mafia solar di Batam.

Bahkan LSM FIPA mencatat kurang lebih ada 30 gudang penimbunan dan penyimpanan minyak solar di Batam. Jumlah itu tersebar di beberapa titik dominan pesisir seperti di kawasan Batuampar, Telaga Punggur, Tanjung Riau, Tanjung Uncang, Batu Besar dan Sagulung.