Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kerugian Capai Rp75 Juta

Dua Dokter di RSBK Jadi Korban Penipuan Via SMS
Oleh : Hendra Zaimi
Kamis | 23-01-2014 | 17:06 WIB
sms.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Modus penipuan melalui pesan singkat SMS semakin meresahkan masyarakat dan memakan banyak korban. Kali ini, kasus yang sama menimpa dua dokter di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), akibatnya korban mengalami kerugian mencapai Rp75 juta.

Korban pertama adalah dokter Zulfikar Anas, dokter spesialis kandungan ini harus merelakan uang sebesar Rp70 juta dari ATM miliknya berpindah ke rekening pelaku penipuan. Sedangkan korban kedua, dokter Vivi, dokter umum yang sehari-hari bertugas di RSBK ini ditipu senilai Rp5 juta setelah mengirim sejumlah uang melalui ATM dengan panduan pelaku penipuan.

Peristiwa penipuan yang dialami kedua profesional ini berawal ketika di ponsel mereka masuk SMS yang mengatasnamakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri, dokter Tengku Afrizal Dahlan serta persetujuan dari Direktur RSBK, dokter Dindin A Hadim, Rabu (22/1/2013).

Adapun isi pesan SMS, keduanya terpilih untuk mengikuti seminar dokter yang diselenggarakan World Health Organization (WHO) di Hotel Borobudur Jakarta, pada 2 Februari 2013 mendatang. Bagi pendaftar yang akan mengikuti seminar mendapatkan biaya pengganti sebesar Rp10 juta.

"Mereka mendapatkan pesan SMS dari nomor telepon yang mengatasnamakan Ketua IDI Kepri. Selain itu, isi SMS mengatakan disetujui Direktur RSBK," Kata Humas RSBK, Donny kepada wartawan, Kamis (23/1/2013).

Tanpa mengklarifikasi kebenaran isi SMS kepada pimpinan RSBK dan Ketua IDI Kepri, kedua dua dokter ini langsung berkomunikasi dengan pengirim SMS. Sampai akhirnya mereka dipandu pelaku untuk melakukan teknis pendaftaran registrasi seminar ke mesin ATM.

"Mereka (kedua dokter) saling berbalas SMS dengan pelaku. Hingga mereka dipandu untuk melakukan transaksi melalui ATM," jelas Donny.

Setelah selesai melakukan transaksi, kedua dokter ini baru sadar bahwa mereka telah menjadi korban penipuan melalui SMS. Apalagi setelah mendapatkan keterangan dari Ketua IDI Kepri dan Direktur RSBK jika SMS tersebut bukan berasal dari kedua pihak yang bersangkutan.

"Kami juga heran mengapa kedua dokter langsung percaya dengan isi SMS itu. Padahal, mereka bekerja di RSBK dan seharusnya bisa menanyakan langsung ke Direktur. Apalagi mereka memiliki nomor ponsel pimpinan, sementara nomor yang masuk ke telepon mereka tak dikenali siapa pengirim pesan," terangnya.

Selain kepada kedua dokter, pelaku penipuan juga mengirim pesan ke beberapa dokter lain yang bertugas di RSBK. Pelaku penipuan mengetahui semua nomor telepon dokter RSBK, lengkap dengan nama dan keahlian profesinya. "Ada empat dokter yang menerima SMS penipuan itu, namun hanya dua dokter yang mengalami penipuan dan melakukan transfer uang," ujar Donny.

Pascakejadian pihak RSBK mengklarifikasi bahwa tidak benar ada SMS yang mengatasnamakan Ketua IDI Kepri dan Direktur RSBK seperti yang diterima oleh para dokter, adapun SMS tersebut adalah kasus penipuan yang dilakukan pihak yang bertanggungjawab dan agar tidak direspon oleh penerima SMS.

Kasus penipuan melalui SMS itu sudah dilaporkan dokter Zulfikar Anas di Mapolsek Lubuk Baja, atas kasus yang menimpanya dokter kandungan ini mengalami kerugian sebesar Rp70 juta. Sedangkan rekannya, dokter Vivi hingga kini belum membuat laporan polisi.

Sementara itu, Kapolsek Lubuk Baja, Kompol Aris Rusdiyanto ketika dikonfirmasi membenarkan tentang adanya laporan polisi tentang kasus penipuan via SMS yang dilaporkan oleh dokter yang bertugas di RSBK.

"Kami sudah menerima laporannya. Korban seorang dokter berinisial ZA. Kasusnya masih lidik," kata Aris.

Editor: Dodo