Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

7 Partai Berebut Kursi Parlemen

Hari ini, Pemilu Singapura Digelar
Oleh : Magid
Sabtu | 07-05-2011 | 11:27 WIB
singapura.jpg Honda-Batam

Suasana Kampanye di Singapura. Photo by Media Corp.

Singapura, batamtoday - Hari ini, Singapura menggelar pemilihan umum (Pemilu) untuk menentukan susunan parlemen baru negara pulau itu. Menurut data resmi pemerintah, pemilihan kali ini akan melibatkan 2.210.000 pemilih. Jumlah ini dua kali lebih besar dibanding dengan pemilihan yang digelar pada 2006 lalu.

Dari hasil riset yang dilakukan 1 (satu) dari 4 (empat) orang pemilih yang berpartisipasi dalam Pemilu Singapura 2011 ini, berumur antara 21-35 tahun.

Dikutip batamtoday dari laman Media Resmi Singapura, Media Corp, Sabtu 07 Mei 2011, pemilu kali ini akan memperebutkan 82 kursi dari 87 yang ada. Sebanyak tujuh partai politik termasuk People’s Action Party (PAP) dan Partai Buruh (WP) akan berpartisipasi.

"Ini akan menjadi Pemilu yang paling seru dalam sejarah pemilihan parlemen di Singapura, dengan jumlah pemilih yang sangat besar," tulis Media Corp.

Pemilu Singapura sebelumnya digelar pada 2006 lalu, People's Action Party (PAP) memperoleh kemenangan besar dengan perolehan 66,6 persen suara, yang pada akhirnya mendudukan 82 anggotanya di kursi Parlemen. Karena itu, dalam pemilu kali ini, diperkirakan PAP masih akan mendominasi perolehan akhir suara.

"Kans PAP masih terbuka lebar. Apalagi pemilihan isu yang diusung Partai ini sejalan dengan apa yang dibutuhkan rakyat Singapura, yakni mengenai biaya hidup keseharian," tulis Media Corp.

Memang patut diakui, dibalik pesatnya kemajuan Negeri Singa ini, sebagian besar rakyatnya masih mengeluhkan tingginya biaya hidup. Belum lagi hantaman krisis global beberapa waktu lalu, sejatinya juga mengganggu ekonomi Singapura. Hal ini juga ditegaskan seorang analis dari Think Center, Sinapan Samy Dorai.

"Meski pemulihan ekonomi telah tiba, itu tidak berdampak pada warga Singapura secara positif. Mereka menderita karena tingginya biaya hidup, lebih sulit bagi mereka untuk hidup," kata Dorai.