Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buruh di Batam Serukan SBY Mundur
Oleh : Dodo
Minggu | 01-05-2011 | 11:14 WIB
Demo-Buruh.gif Honda-Batam

Bakar Jalangkung - Kaum buruh di Batam membakar dua boneka jalangkung sebagai simbol memusnahkan outsourcing dan upah murah. Dalam aksi May Day itu, kamu buruh juga menyerukan SBY harus mundur karena dinilai gagal menyejahterakan buruh. (Foto: Dodo)

Batam, batamtoday - Ribuan buruh dalam aksi memperingati Hari Buruh Internasional, Minggu, 1 Mei 2011, menyerukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mundur karena dinilai tidak mampu meningkatkan kesejahteraan buruh.

"Pemerintahan SBY telah gagal menjalankan UU no 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan itu melukai hati rakyat Indonesia yang sebagian besar adalam kaum buruh," kata Diana Sari, Wakil Presiden DPP Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (F-SPMI) saat berorasi di hadapan ribuan buruh yang memadati Lapangan Engku Putri Batam.

Diana mengatakan UU bukan merupakan produk rakyat melainkan produk hukum yang dihasilkan negara, namun ternyata dalam kenyataannya negara gagal menjalankannya dan terkesan melakukan tarik ulur dalam pelaksanaannya.

Terlebih, lanjut Diana, Rancangan Undang-undang (RUU) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang hingga kini juga nasibnya masih terlantar selama hampir tujuh tahun.

"Sudah dua periode sidang terlewati namun RUU BPJS juga tak kunjung disahkan oleh DPR. Hal ini merupakan sebuah kesengajaan untuk memperlambat agar RUU tersebut nantinya tidak gol mengingat apabila sudah dua kali diajukan dan tidak setujui maka akan ditolak apabila diajukan kembali," tukas Diana.

Jadi, sangat wajar menurutnya apabila kaum buruh dalam peringatan May Day kali ini menyerukan agar SBY harus segera mundur.

Pada sisi lain, Diana juga menyoroti praktek outsourcing yang semakin marak berlangsung, terutama di Batam. Apalagi, praktek outsourcing di Batam dilakukan dengan sistem multilevel yang sudah sedemikian parah.

"Perusahaan dan agen buruh hanya ingin cari keuntungan saja tanpa memperhatikan hak normatif buruh," kecam Diana.

Peran pemerintah dinilai tak ubahnya hanya sebagai penonton saja dalam pertarungan antara buruh dengan pemodal. Kementerian Tenaga Kerja dan instrumen di bawahnya hanyalah kepanjangan tangan dari perusahaan.

Sementara itu, ribuan buruh dari F-SPMI, SPSI, SBSI dan SPN itu menuntut agar RUU BPJS segera disahkan, pemberian jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan praktek outsourcing harus segera dihapuskan.

Para buruh dalam aksi tersebut juga sempat membakar dua buah boneka jalangkung sebagai simbol outsourcing dan upah murah yang harus dimusnahkan.

Usai menggelar orasi, ribuan buruh itu langsung melakukan konvoi keliling kota Batam dengan pengawalan ketat dari unsur kepolisian.