Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Penembakan Anggota PP di Depan Arena Gelper

Ketua MPW PP Kepri: Kalau Main Tembak Gak Usah Jadi Polisi
Oleh : Tunggul Naibaho
Sabtu | 30-04-2011 | 15:19 WIB
marudut.JPG Honda-Batam

Korban penembakan Marudut Hutahayan, yang ditembak Kasat Reskrim Polresta Tanjungpinang, AKP Arif Budi Purnomo, di depan arena Gelper, kawasan Suka Bernang, Tanjungpinang, Jumat 29 April 2011 malam sekitar pukul 23.30 WIB. (Foto: Charles).

Tanjunpinang, batamtoday - Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Kepulauan Riau (Kepri), Banjir Simarmata, menyesalkan penembakan yang dilakukan Kasat Reskrim Polresta Tanjungpinang, AKP Arif Budi Purnomo, kepada salah seorang pengurus MPW PP Kepri, di halaman parkir Gelper Cosmos di kawasan Suka Bernang, Tanjungpinang, Jumat, 29 April 2011, semalam.

Akibat penembakan tersebut, Marudut Hutahayan, mengalami luka tembak pada bagian kakinya sebelah kiri, tepatnya pada bagian betis. Selain itu, Ketua Koti (Komando Inti) PP Kepri ini juga mengalami luka-luka di sekujur tubuh dan wajahnya akibat dianiya massa di tempat kejadian perkara (TKP).

"Saya sangat sesalkan penembakan tersebut. Kenapa anggota saya ditembak? Dia bukan penjahat apalagi teroris. Dia itu cuma mabuk, kalau mabuk ditembak, tembaki aja semua orang mabuk di Tanjungpinang ini," ketus Banjir Simarmata kepada batamtoday per telepon, Sabtu 30 April 2011.

Penembakan yang dilakukan Arif, menurut Banjir, merupakan bukti ketidakmampuan aparat kepolisian dalam menghadapi masyarakatnya yang bermasalah. Kalau ada orang mabok, ada ribut-ribut main tembak, gak usah jadi polisilah. Apa dia (Arif, red) mau cari muka sama bos Gelper dan bos karaoke itu?, kata Banjir dalam nada bertanya.

"Orang mabok gak usah dilawanlah, namanya juga orang mabok. Kalau gak pingin ada orang mabok, tutup saja semua tempat hiburan, jangan jualan minuman keras. Kita di Tanjungpinang ini minum kopi saja semua," kata Banjir agak emosi, dan lalu dia melanjutkan, "Anggota saya itu cuma mabok, masak ditembak. Tembaki aja semua orang mabok di Tanjungpinang ini," ketusnya lagi.

Ketika kepadanya ditanyakan soal pengancaman yang dilakukan Marudut, Banjir meragukanya, dan dia mengatakan, orang mabok ditinggalkan juga tidur sendiri, katanya.

"Itulah yang saya bilang, penembakan tersebut bukti aparat polisi kita tidak mampu mengatasi masalah-masalah di masyarakatnya, terutama di dunia hiburan, Di dunia hiburan ini kan semua manusia datang, ada minuman keras ada macam-macam, kalau ada yang mabok dan ribut-ribut main tembak, akh berhenti aja jadi polisi," tegas Banjir.

"Akibat maen tembak begitu, image yang terjadi kan, jangan kalian macam-macam di Gelper si anu, di tempat si anu, nanti ditembak polisi, karena orang itu dekat ama polisi, dibeking polisi, kan itu jadinya. Bukannya polisi dibilang jadi hebat, mas!" ketus dia lagi.

Banjir juga menyesalkan cara polisi yang tidak segera menyelamatkan anak buahnya dari amukan massa, sehingga korban selain mengalami luka tembak juga babak belur dipukuli massa di TKP.

Dan yang lebih disesalkanya, dari semalam hingga pukulk 14.00 WIB, Marudut dibiarkan tergeletak di rumahsakit dan proyektil peluru pun belum diangkat dari betis kiri korban,

"Dalam perang saja tentara musuh diurus, ini anggota saya, penjahat bukan, teroris bukan, dibiarkan tergeletak semalaman dan hingga mau sore begini dibiarkan saja. Ada apa ini Polisi dan rumahsakit!!" tanya Banjir dengan nada geram.