Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kontraktor Ogah Bayar Gaji, Pekerja Ancam Lapor Polisi
Oleh : Agus Heryanto
Selasa | 27-08-2013 | 17:04 WIB

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Puluhan pekerja PT Transpec Asia Konstrindo mengancam akan melaporkan Andre, bosnya sendiri, ke polisi. Para pekerja merasa ditipu, bahkan upah selama beberapa bulan bekerja juga tidak dibayar.

Ditemui di lokasi pembangunan jalan Pelantar di Kelurahan Tanjungunggat, hari ini, menyatakan, ancaman itu akan dibuktikan jika tidak ada itikad baik dari sang bos untuk membayar gaji para buruh bangunan tersebut.

Para pekerja ini bercerita, awalnya Andre yang juga kontraktor itu merekrut beberapa pekerja dengan iming-iming upah yang menggiurkan untuk pekerjaan selama 210 hari. Upah yang ditawarkan bervariasi.

Namun mendekati puasa dan lebaran tahun lalu Andre malah menghilangkan saat sejumlah para pekerja ingin meminta haknya untuk beberapa bulan kerja agar bisa merayakan Idul Fitri. Bahkan nomor teleponnya juga tak aktif.

"Kami dalam waktu dekat akan melaporkan Andre ke polisi, dan akan menjual semua bahanmaterial yang ada saat ini untuk mengganti uang kami yang dibawa kabur oleh si penipu (Andre) itu," ujar seorang pekerja yang menolak namanya ditulis.

Andre memenangkan proyek pembangunan jalan Pelantar dengan total anggaran Rp1.774.755.000 dari APBD Provinsi Kepulauan Riau. Pekerjaan selama 210 hari itu sejatinya harus rampung sebulan lalu.

Namun pantauan BATAMTODAY.COM di lokasi proyek, pembangunan pelantar tersebut terkesan dikerjakan asal jadi. Bahkan kondisi bangunan pelantar itu nyaris ambruk. Banyak cor-coran semen yang bolong sehingga diperkirakan umur bangunan tersebut tidak akan lama.

Selain itu, cor-coran lantai dasar juga tipis dan kurang layak untuk dijadikan jalan pelantar. Jika air laut pasang, warga khawatir bangunan tersebut akan ambruk.

Para pekerja membantah jika mereka dituding bekerja asal-asalan. Namun, dia mengakui ada pengurangan bahan dan material bangunan atas perintah Andre.

"Campuran semen yang seharusnya 100 pesen dikurangi hanya jadi 70 persen. Kami sudah mengingatkan dengan campuran seperti ini bangunan tidak akan kuat, tapi dia (Andre) tetap ngotot pinginnya seperti itu," ungkap salah seorang pekerja.

"Kami ini hanya pekerja yang disuruh Andre untuk ikut maunya. Soal betul dan tak betul itu bukanurusan kami. Yang jelas kami hanya pekerja dan pesuruh," tegas pekerja lain.

Hingga berita ini dimuat, Andre tidak bisa dihubungi. Namun, warga sudah bulat untuk melaporkan ke polisi jika Andre tak segera membayarkan upah mereka.

Sementara itu, sejumlah warga sekitar juga mengakui merasa kesal dengan ulah pengembang dan akan melaporkan ke polisi dengan indikasi pembangunan pelantar yang asal jadi dan berbahaya untuk umum. (*)

Editor: Dodo